Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
ELECTRIC Jakarta Marathon kembali sukses digelar tahun ini. Dalam ajang yang berlangsung kemarin, tercatat total peserta mencapai 16.500 pelari dan 1.421 di antaranya berasal dari luar negeri. Ajang yang disponsori PT PLN (Persero) itu mempertandingkan lima kategori, yakni full marathon (42 km), half marathon (21 km), 10K (10 km), 5K (5 km). Ada juga maratoonz, yang merupakan nomor lari untuk anak-anak.
“Kami sangat bangga bisa menjadi bagian dari ajang wisata olahraga berskala internasional ini. Dengan mengusung tema energi optimisme, diharapkan Electric Jakarta Marathon bisa menjadi salah satu bentuk kontribusi kami dalam mendorong masyarakat Indonesia menuju eco lifestyle dan menumbuhkembangkan sportourism di Jakarta,” ungkap Plt Direktur Utama PLN Sripeni Inten Cahyani, kemarin.
Menurut Sripeni, dengan membangun jiwa yang sehat, akan membuat pribadi seseorang menjadi kuat dan dengan demikian produktivitas meningkat.
“Itu sangat sejalan dengan semangat Kabinet Indonesia Maju Presiden Jokowi bahwa PLN mendukung SDM unggul untuk Indonesia maju,” lanjutnya.
Di akhir lomba, pelari asal Kenya, Geofrey Kiprotich Birgen, menjadi yang tercepat di nomor full marathon. Dia mencatatkan waktu 2 jam 14 menit 24 detik untuk menempuh 42 km.
Birgen mengalahkan juara Jakarta Marathon 2018, Bernard Mwendi Mutoni. Bahkan, catatan Birgen lebih cepat dari yang diraih Mutoni pada tahun lalu, yakni 2 jam 19 menit 10 detik. Mutoni sendiri pada Jakarta Marathon 2019 finis di posisi kesepuluh.
Sementara itu, untuk posisi kedua dicatatkan Kenneth Kibet. Dia juga pelari yang berasal dari Kenya. Catatan waktu yang dia buat ialah 2 jam 16 menit 10 detik. Juara Jakarta Marathon 2017, Anouar El Ghouz, harus puas dengan finis di posisi ketiga.
Untuk full marathon putri, yang jadi juara ialah Peninah Jepkoech Kigen yang juga dari Kenya. Catatan waktu yang dia buat, yakni 2 jam 40 menit 46 detik. Rekan senegaranya, yaitu Florence Jepkosgei Chepsoi, finis kedua dengan catatan waktu 2 jam 42 menit 4 detik. Juara ketiga juga dari Kenya, yaitu Margaret Wangui Njuguna yang menorehkan 2 jam 24 menit 34 detik. (Des/R-3)
Kanker pada anak tak hanya menjadi tantangan medis, tapi juga ujian mental dan ekonomi, terutama bagi keluarga prasejahtera
Korea Utara kembali menggelar Maraton Internasional Pyongyang untuk pertama kalinya sejak 2019, setelah sempat dihentikan akibat pandemi covid-19.
Sebuah studi terbaru mengungkapkan maraton dapat memengaruhi otak dengan menyebabkan organ tersebut "memakan" mielin sebagai sumber energi cadangan.
Maraton Tokyo merupakan salah satu dari World Marathon Majors, ajang maraton bergengsi dunia yang sejajar dengan Boston, London, Berlin, Chicago, dan New York Marathon.
Keikutsertaan Gilang di ajang Maraton Tokyo 2025 menjadi pembuktian komitmennya terhadap gaya hidup sehat.
Ada 4 kategori, yaitu Junior untuk peserta dengan rentang umur 13-16 tahun, Umum untuk 17-39 tahun dan Kategori Master untuk peserta berumur diatas 40 tahun, serta Mixed Relay.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved