Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Tangis Haru Terakhir Pecah di Audisi Umum PB Djarum di Purwokerto

Rahmatul Fajri
10/9/2019 18:53
Tangis Haru Terakhir Pecah di Audisi Umum PB Djarum di Purwokerto
Bintang Dwi Prakoso, 13, (kanan) saat akhirnya menerima Super Tiket.(Dok PB Djarum)

JALAN panjang harus ditempuh Bintang Dwi Prakoso, 13, untuk mengikuti audisi umum bulu tangkis di GOR Satria, Purwokerto.

Untuk mengikuti audisi, Bintang ditemani kakaknya, Rindang Sumilir, 19, harus menempuh perjalanan berjam-jam menggunakan kereta api dari tempat tinggalnya di Kabupaten Tangerang, Banten. Semua akomodasi harus mereka tanggung sendiri demi mimpi menjadi juara dunia bulu tangkis.

"Aku ingin jadi Kevin Sanjaya Sukamuljo," kata Bintang.

Kevin Sanjaya yang berpasangan dengan Marcus Fernaldi Gideon adalah pasangan pebulu tangkis top dunia. Jebolan audisi umum Djarum pada 2007 itu adalah pebulu tangkis ganda putra peringkat satu dunia.

Tekad Bintang telah bulat. Meski baru kali ini mengikuti audisi umum Djarum, ia yakin dengan kemampuan dan hasil latihan di rumah, serta ikut turnamen antarsekolah di Banten.

Ia juga tak peduli soal vonis eksploitasi anak yang saat ini menjadi ramai diperbincangkan. Baginya, menyalurkan bakat dan ditempa di PB Djarum, serta menjadi penerus Kevin Sanjaya adalah tujuannya.

Ikut di kelas putra U-13, hari pertama audisi, Bintang dinyatakan lolos screening. Pada hari kedua, ia mengikuti dua kali pertandingan. Kedua-duanya ia menangkan dan membuatnya berhasil lolos ke hari terakhir.

Baca juga: 26 Atlet Muda Lolos Audisi Edisi Pamitan di Purwokerto

Spesialnya pada pertandingan itu, Bintang telah dilirik tim pemantau bakat yang diketuai Christian Hadinata.

Hari ketiga, Selasa (10/9), Bintang bertanding di babak perempat final. Jika menang, ia berhak mendapatkan Super Tiket ke babak final di Kudus. Namun, ia kalah pada pertandingan itu.

Raut wajahnya kecewa. Matanya berkaca-kaca. Peluh yang bercucuran di wajahnya dilap sang kakak yang telah lebih dulu menangis. "Ini kan tahun terakhir. Tahun depan enggak ada lagi," kata Rindang.

Rindang dan Bintang masih sedih setelah kalah pada pertandingan. Namun, harapannya masih ada pada Super Tiket pilihan tim pencarian bakat PB Djarum. "Harus optimistis," kata Rindang.

Panitia satu persatu membacakan 14 nama yang mendapatkan Super Tiket. Bintang resah karena namanya tidak kunjung tersebut. Hingga 13 nama yang dibacakan, dirinya tetap berharap.

Akhirnya, namanya disebut di urutan ke 14. Bintang akhirnya lolos ke babak final.

Tangis Rindang kembali pecah. Ia tak kuat menahannya. Namun, kali ini bukan sedih, tetapi bangga dan terharu atas pencapaian adiknya.

Tangis dan haru di Purwokerto tampaknya menjadi yang terakhir. PB Djarum memilih menghentikan Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis pada tahun depan, imbas dari polemik eksploitasi anak. (X-15)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Henri Siagian
Berita Lainnya