Headline
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
PARA pemain tunggal putri Indonesia hari ini akan memulai perjuangan di Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2019 yang diselenggarakan di Swiss. Peluang mendapatkan gelar dari tunggal putri tidak sebesar sektor lain karena Indonesia hanya menurunkan Fitriani dan Gregoria Mariska Tunjung. Tak seperti sektor ganda putra, misalnya, yang memiliki lebih dari dua wakil.
Walaupun kemungkinannya kecil untuk bisa menyumbangkan medali emas, asisten pelatih tunggal putri Minarti Timur mengungkapkan tetap ada harapan bagi kedua anak asuhnya itu. Namun, imbuhnya, Fitriani dan Gregoria harus bisa tahan di lapangan dan fokus dalam menghadapi lawan yang dihadapi. Jika berhasil menerapkan cara itu, Minarti meyakini Fitriani dan Gregoria bisa melangkah lebih jauh di Swiss.
“Peluang tetap ada. Kalau lihat dari drawing, bisa untuk Gregoria ke babak 16 besar, tapi ketemu Ratchanok (Intanon). Dengan Ratchanok, (Gregoria) sudah lima kali kalah. Ratchanok menurut saya sudah matang dan bolanya nyusahin,” kata Minarti.
Gregoria di awal kejuaraan dunia tahun ini mendapat keberuntungan karena mendapat bye di babak 64 besar sehingga bisa langsung melakoni babak kedua. Siapa yang harus dihadapi di babak kedua mungkin ialah pemain Thailand Busanan Ongbamrungphan atau pemain Inggris Chloe Birch. Keduanya hingga berita ini diturunkan masih bertarung untuk lolos dari babak pertama.
Fitriani juga diprediksi tidak akan kesulitan di babak pertama. Untuk bisa melaju ke babak kedua, dia harus menumbangkan wakil Jerman Yvonne Li. Di atas kertas, Fitriani lebih dijagokan karena jika melihat dari peringkat, dia berada di urutan ke-27, sedangkan Li berada di peringkat 39.
Namun, dia juga akan me-nemui rintangan berat di babak kedua karena sudah ditunggu oleh unggulan dua asal Taiwan, Tai Tzu Ying.
“Untuk tunggal putri, menurut saya, yang bolanya menyusahkan itu Ratchanok dan Tai Tzu Ying. Berapa kali bola-bola mereka susah untuk pemain Indonesia. Cuma tidak menutup kemungkinan untuk bisa menang. Peluang menang masih ada, 40:60. Kalau mau menang lawan mereka itu harus benar-benar tahan dan siap, harus benar-benar fokus,” jelas Minarti.
“Persiapan sudah lumayan bagus. Tinggal di lapangannya gimana mereka bisa mengatasi semua itu. Soalnya kalau dilihat dari fisik, teknik semua hampir sama. Cuma lawan mereka lebih matang, lebih dewasa, pada poin-poin kritis mereka bisa lebih megang poin dibandingkan dengan atlet kita,” sambung Minarti.
Masuk babak kedua
Dari sektor tunggal putra, Indonesia sukses menempatkan tiga wakilnya di babak kedua. Jonatan Christie menjadi yang terakhir mendapatkan kepastian untuk bisa bermain di babak kedua yang akan berlangsung pada Rabu (21/8). Dia mengalahkan Rajiv Ouseph, pemain asal Inggris, dengan skor 21-15 dan 21-19.
Peraih medali emas Asian Games 2018 itu mengikuti langkah Anthony Sinisuka Ginting dan Tommy Sugiarto yang lebih dahulu memastikan diri masuk ke babak 32 besar. (BadmintonIndonesia/R-3)
Pebulu tangkis Indonesia yang masuk daftar unggulan di Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2025 adalah Jonatan Christie, Gregoria Mariska Tunjung, Fajar/Rian, dan Sabar/Reza.
Gregoria Mariska Tunjung turun satu peringkat dari pekan lalu dengan menempati peringkat ketujuh dunia, sementara Putri KW naik satu peringkat ke posisi sembilan.
Indonesia terakhir kali meraih gelar juara di Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis pada 2019 melalui ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.
Terdapat tiga atlet pratama yang saat ini menunjukkan potensi besar untuk naik ke level utama.
Menurut Gregoria masih ada aspek yang perlu dibenahi, terutama dari sisi fokus di akhir gim.
Tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung, mengaku belum puas dengan performanya meski berhasil melaju ke babak kedua Tiongkok Terbuka 2025 atau China Open 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved