Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
PETENIS Serbia Novak Djokovic mempertahankan gelar juara tunggal putra turnamen Wimbledon setelah menaklukkan pemegang delapan gelar turnamen tersebut Roger Federer 7-6 (7/5), 1-6, 7-6 (7/4), 4-6, dan 13-12 (7/3) dalam final Wimbledon paling lama dalam sejarah yang diakhiri dengan tie-break bersejarah di London, Minggu (14/7) waktu setempat.
Petenis berusia 32 tahun itu menyelamatkan dua match point ketika menyambar gelar Wimbeldon kelima sekaligus Grand Slam ke-16-nya ini yang berselisih empat gelar di bawah rekor total Federer.
Kemenangan Djokovic memperpanjang catatan kemenangannya dalam pertandingan antar-Tiga Besar (Djokovic, Federer, dan Rafael Nadal) menjadi 11 kemenangan Grand Slams berturut-turut.
Baca juga: Chan dan Dodig Juara Ganda Campuran Wimbledon
Dengan waktu bertanding 4 jam 57 menit, final kali ini adalah final Wimbledon paling lama dalam sejarah.
Stan Wawrinka adalah petenis terakhir di luar trio besar yang memenangkan Grand Slam, ketika menjuarai Amerika Serikat Terbuka 2016 setelah mengalahkan Djokovic.
Petenis terakhir yang menjuarai Grand Slam di bawah usia 30 tahun adalah Andy Murray yang menjuarai Wimbledon pada 2016 dalam usia 29 tahun. (OL-2)
Swiatek mengalahkan Guo Hanyu, petenis dari babak kualifikasi, dengan skor meyakinkan 6-3, 6-1.
Sinner memilih untuk fokus ke pemulihan cedera yang didapatnya di Wimbledon 2025.
Juara Wimbledon 2025 Jannik Sinner memberikan hadiah berupa bola tenis bertanda tangan kepada Pangeran George dan Putri Charlotte.
Carlos Alcaraz mengaku kekalahannya atas Jannik Sinner di Wimbledon memotivasinya untuk terus berkembang.
Jannik Sinner berhasil mengukir sejarah di Wimbledon setelah menundukan rivalnya Carlos Alcaraz 4-6, 6-4, 6-4, 6-4.
Iga Swiatek berhasil mengalahkan Amanda Anisimova dalam laga final dengan skor 6-0 dan 6-0.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved