Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
PETENIS remaja asal Kanada Felix Auger-Aliassime digadang-gadang akan memiliki karier gemilang layaknya Arthur Ashe, satu-satunya pria kulit hitam yang memenangkan tiga gelar Grand Slam.
Auger-Aliassime, Rabu (3/7), mengatakan dia sangat senang andai bisa mengikuti langkah petenis legendaris asal Amerika Serikat (AS) tersebut.
Auger-Aliassime baru berusia 18 tahun dan merupakan petenis putra termuda di Wimbledon tahun ini.
Ashe memenangkan Wimbledon pada 1975, gelar AS Terbuka (1968), dan Australia Terbuka (1970). Ashe meninggal karena AIDS terkait pneumonia pada 1993.
Auger-Aliassime kini bukan tidak mungkin berada dalam jarak lebih dekat untuk mengikuti jejak Ashe setelah mengalahkan petenis Prancis Corentin Moutet 6-3, 4-6, 6-4, dan 6-2 untuk mencapai babak selanjutnya di Wimbledon.
Baca juga: Gauff Mengaku Tenangkan Diri dengan Nonton Youtube
"Perbandingannya, ya kini sudah jauh lebih baik," ungkap Auger-Aliassime.
"Jelas, dia ialah sosok yang besar bagi saya dan juga banyak pemain lainnya. Dia orang yang hebat dan dia semacam mengubah banyak hal dalam olahraga tenis ini dan dalam hidupnya, dan dia juga banyak mengubah kehidupan orang lain," lanjutnya.
Auger-Alissime pun menganggap bahwa hal itu merupakan pelajaran yang diambil dari Ashe. Dia pun berharap bisa melakukan hal yang sama dengan cara yang dia yakini.
"Semoga aku bisa memiliki perjalanan karier yang sama sepertinya," pungkasnya.
Auger-Aliassime pertama kali memainkan raket saat berusia empat tahun dan dilatih ayahnya Sam hingga berusia 12 tahun. Ia pun mengatakan bahwa dirinya merasa gugup sebelum pertandingan dengan Moutet karena ia menjadi favorit.
Namun, ia menambahkan sangat mengenal perasaan seperti itu karena ia sudah diharuskan mandiri dan memulai kariernya tanpa ditemani sejak usia 10 tahun.
Memang ini merupakan strategi ayahnya yang menjelaskan bahwa itu merupakan praktik umum di Afrika untuk memberi anak-anak kemandirian sehingga mereka dapat belajar untuk menjaga diri mereka sendiri.
"Saya ingat 10 tahun dan bermain pertama kali jauh dari rumah dan saya sangat gugup, Anda tahu," ungkap Aliassime.
"Saya pikir karena saya masih sangat muda, Anda semacam belajar bagaimana menghadapi tekanan ini, dengan rasa stres yang muncul," tutupnya. (AFP/OL-2)
Swiatek mengalahkan Guo Hanyu, petenis dari babak kualifikasi, dengan skor meyakinkan 6-3, 6-1.
Sinner memilih untuk fokus ke pemulihan cedera yang didapatnya di Wimbledon 2025.
Juara Wimbledon 2025 Jannik Sinner memberikan hadiah berupa bola tenis bertanda tangan kepada Pangeran George dan Putri Charlotte.
Carlos Alcaraz mengaku kekalahannya atas Jannik Sinner di Wimbledon memotivasinya untuk terus berkembang.
Jannik Sinner berhasil mengukir sejarah di Wimbledon setelah menundukan rivalnya Carlos Alcaraz 4-6, 6-4, 6-4, 6-4.
Iga Swiatek berhasil mengalahkan Amanda Anisimova dalam laga final dengan skor 6-0 dan 6-0.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved