Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Federer Incar Gelar Kesembilan di Wimbledon

Despian Nurhidayat
26/6/2019 13:45
Federer Incar Gelar Kesembilan di Wimbledon
Roger Federer(AFP/Carmen JASPERSEN)

TAHUN 1998 merupakan titik awal debut dari Roger Federer yang kini makin bergairah membidik gelar Wimbledon untuk kesembilan kalinya. Selain itu, jika berhasil memenangkan Wimbledon, Federer akan menjadi pemenang Grand Slam tertua sepanjang sejarah.

Federer akan menapaki usia 38 tahun pada Agustus nanti. Pada 2017, ketika berusia 35 tahun, Federer berhasil menyabet gelar Wimbledon dan ia tidak menurunkan targetnya untuk kembali menjadi juara turnamen Grand Slam lapangan rumput itu.

Petenis lain yang juga memenangkan gelar Grand Slam di usia yang tidak lagi muda adalah Ken Rosewall asal Australia. Dia berhasil menjuarai Australia Terbuka pada 1972 saat menginjak usia 37 tahun.

Tentu saja Federer ingin menghancurkan sebuah batas yang dinamakan usia ketika Wimbledon dimulai pada Senin (1/7).

Baca juga: Kalahkan Petkovic, Wozniacki Melaju di Nature Valley Internationa

"Saya suka berada di sini. Ini merupakan hal yang baik. Saya memiliki kenangan indah. Semua pahlawan bagi saya memenangkan ajang ini," ungkap Federer.

"Setiap kali saya kembali ke sini, saya berusaha menjadi seperti mereka," lanjutnya.

Pria asal Swiss ini memenangkan gelar Wimbledon pada 2003, 2004, 2005, 2006, 2007, 2009, 2012, dan 2017.

Namun, Federer tidak selalu sukses di Wimbledon. Pengalaman pertamanya di turnamen tenis di Inggris bisa dikatakan cukup pahit. Ayah empat anak itu kalah pada putaran pertama dari Jiri Novak petenis asal Repu Ceko pada 1999.

Setelah pengalaman buruk itu, Federer tentunya semakin membaik dengan berhasil menjuarai Wimbledon pertamanya pada 2003 dan berturut-turut hingga 2007.

Pada 2013, Federer dikejutkan di babak kedua oleh petenis Ukraina Sergei Stakhovsky. Dua musim berikutnya, Federer juga harus mengalami kekalahan lima set di semifinal dari Milos Raonic.

Setelah 2017, dia berhasil kembali membawa pulang trofi Wimbledon. Namun, pada 2018, Federer terpaksa kembali gagal juara saat ia dikalahkan Kevin Anderson di perempat final pada set terakhir 13-11.

"Kekalahan ini lebih menyakitkan, saat Anda tidak ingin berada di pihak yang kalah. Ini memotivasi saya untuk melakukannya dengan sangat baik di sini karena saya tidak ingin duduk di sini dan menjelaskan tentang kekalahan saya," ungkap Federer.

"Itu merupakan perasaan terburuk yang bisa Anda miliki sebagai pemain tenis," katanya setelah kalah dari petenis Afrika Selatan tersebut.

Meskipun kekalahan 12 bulan lalu masih membekas, Federer memberanikan diri untuk melaju ke Wimbledon tahun ini sebagai salah satu pemain favorit bersama peraih Wimbledon empat kali Novak Djokovic.

Federer pun baru saja memenangkan gelar di Halle, tempat ia telah meraih gelar ke-10 di lapangan rumput.

"Menang 10 kali di satu tempat merupakan momen yang sangat istimewa dalam karier saya," kata Federer yang kini memiliki 102 gelar sepanjang kariernya, hanya terpau tujuh dari rekor sepanjang masa yang dipegang Jimmy Connors.

Kemenangan di Halle membuat Federer menjadi juara tingkat tur tertua sejak terakhir kali Rosewall yang berusia 43 tahun menang di Hong Kong pada 1977.

"Setiap kali saya menang di Halle, saya bermain dengan sangat baik di Wimbledon," tambah Federer.

"Tentu saja itu bukan jaminan, tapi aku sudah cukup lama mengikuti Tur untuk tahu apa artinya ini," pungkasnya. (AFP/OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya