Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
SEBONGKAH tanah hitam yang diambil dari makam Sutan Ibrahim Datuk Tan Malaka di Desa Selopanggung, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, kini dalam perjalanan menuju Nagari Pandam Gadang, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatra Barat.
Pandam Gadang ialah tanah kelahiran Tan Malaka.
Adapun Desa Selopanggung menjadi tanah terakhir tempatnya bernapas.
Di kampung halaman Tan, tanah hitam itu akan disatukan dengan tanah merah sebagai tembok keabadian gelar adat Dt (Datuak) Tan Malaka sekaligus Raja Adat Kelarasan Bungo Setangkai.
"Tanah tersebut dalam perjalanan pulang ke Pandam Gadang. Saat ini (pukul 16.25 WIB), posisi kami di Brebes, Jawa Tengah," ujar Yudilfan Habib Dt Monti, pegiat Institute Tan Malaka, kepada Media Indonesia, kemarin.
Baca juga: Jasad Gerilyawan Abadi itu Segera Pulang Kampung
Di Kompleks Museum Pandam Gadang, sebongkah tanah makam pahlawan nasional itu akan disandingkan dengan kedua orangtuanya dan pemangku gelar Tan Malaka lainnya.
Sebongkah tanah itu menjadi penanda pulangnya Bapak Republik yang juga pemimpin adat kaumnya.
"Penobatan yang dilakukan di pemakaman Ibrahim sebagai simbol kepulangan gelar raja adat," tutur Habib.
Ibrahim selaku penyandang gelar, sejak 1949 raib tak diketahui rimbanya.
Pada 2007 makam Tan Malaka dipastikan berada di Selopanggung dari penelitian puluhan tahun yang dilakukan sejarawan Belanda, Harry Poeze, didukung dengan serangkaian tes DNA.
Habib ialah salah satu dari ratusan orang yang menjemput Tan Malaka secara adat di hari kematiannya, di Selopanggung, Selasa (21/2), termasuk Wakil Bupati Limapuluh Kota, Ferizal Ridwan.
"Secara batiniah, sebongkah tanah itu sudah memenuhi unsur penyempurnaan dan terwakili," ujar Ferizal.
Baca juga: Mengembalikan Khitah Tan Malaka
Prosesi adat ini sekaligus menahbiskan Hengky Novaron Arsil sebagai generasi VII untuk memangku gelar Dt Tan Malaka Raja Adat Kelarasan Bungo Satangkai.
Kelengkapan gelar Hengky dilakukan dengan menyematkan pakaian raja berwarna kuning emas.
Prosesi basalin baju ini merupakan simbol penyematan gelar Datuk Tan Malaka VII kepada Hengky.
Sebagai seorang pucuk adat di Kelarasan Bungo Satangkai, dia akan membawahkan 142 niniak mamak/penghulu/kepala kaum di wilayah 3 Nagari, yakni Suliki, Kurai, Pandam Gadang.
Dari 2 kecamatan yakni Suliki dan Gunung Omeh di Kabupaten Limapuluh Kota.
"Walau dengan segenggam tanah, kami meyakini sudah sah dan sesuai syariat.Istilahnya sangkar sudah terbawa, yang burung bebas di mana saja," tukas Hengky. (Yose Hendra/Edy Saputra/N-4)
CALON Gubernur Jakarta, Pramono Anung menemui ribuan warga Kediri di Jakarta jelang debat perdana yang akan diselenggarakan di JI-Expo Kemayoran malam ini.
Gereja Puhsarang Kabupaten Kediri memiliki keunikan tersendiri, terutama karena usianya yang mendekati satu abad dan dibangun oleh arsitek Belanda.
POLISI menemukan luka memar di tubuh balita yang tewas, Kediri, Jawa Timur, Rabu (26/6). Petugas memastikan penyebab korban meninggal karena pendarahan di kepala akibat benda tumpul.
Pasangan pengantin baru, Happy Asmara dan Gilga Sahid, memberikan suvenir unik kepada para tamu undangan saat menggelar pernikahan mereka di Gedung Trending#1, Sabtu (22/6)
Semula final four putaran pertama di Kediri dialihkan ke Surabaya. Hal itu dikarenakan GOR Jayabaya di Kediri yang akan menjadi tempat final four putaran pertama sedang dalam perbaikan.
Kebanyakan kita mengetahui bahwa laki-laki saleh yang masuk surga akan mendapatkan sejumlah bidadari. Pertanyaannya, wanita yang saleha akan memperoleh apa di surga?
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved