Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
PEMERINTAH Kota (Pemkot) Bandung Jawa Barat (Jabar) prihatin dengan matinya sejumlah satwa peliharaan yang ada di Kebun Binatang Bandung atau Bandung Zoo. Salah satu penyebabnya adalah, adanya dualisme pengelolaan hingga berdampak turunnya kualitas konservasi.
“Pemkot berharap ada tindaklanjut dari Kementerian Kehutanan terutama terkait konservasi di bekas situ atau upaya pelestarian keanekaragaman hayati, dengan cara menjaga dan mengembangbiakkan jenis tumbuhan dan satwa di luar habitat alami mereka. Saya juga berharap kementerian melakukan peninjauan ulang terhadap izin pengelolaan konservasi eks situ, karena itu kan dari kementerian,” papar Wali Kota Bandung Muhammad Farhan Rabu (2/7).
Farhan juga menyoroti pihak yayasan yang tidak membayar sewa ke Pemkot Bandung sejak 2003 meski di Kebun Binatang Bandung ada aset milik pemerintah. “Kepada pengelolanya Yayasan Taman Margasatwa Tamansari (YTM) hanya tandatangan saja, tapi tidak membayar sewa sama sekali dari tahun 2003,” ujarnya.
Pengelola Bandung Zoo merespons pernyataan Wali Kota Farhan yang ingin izin konservasi eks situ ditinjau ulang akibat sejumlah satwa mati
karena dampak dualisme pengelolaan. “Saat ini terjadi dualisme pengelolaan Kebun Bintang Bandung, yaitu antara YTM dan Taman Safari Indonesia (TMI). Kondisi ini telah menyebabkan miskoordinasi perawatan satwa yang berujung pelikan, beruang, hingga burung kaka tua mati,” ungkap General Manager Bandung Zoo dari YTM, Peter Arbeny.
“Izin konservasi tersebut sudah melekat di yayasan selama 30 tahun dan baru akan berakhir pada 2033 nanti. Jadi secara konservasi, sebenarnya pengelolaan dari tim kita tidak ada masalah. Hanya karena terganggu ada intervensi dan dualism,” jelasnya.
Menurut Peter, selama ini, konservasi yang dilakukan oleh YTM sudah dijalankan dengan baik dan sudah ada evaluasi. Terkait hewan yang mati, kata Peter, murni akibat mis-koordinasi perawatan.
“Memang yang berbeda, sekarang lahan milik Pemkot Bandung, kita tidak mempermasalahkan itu. Tapi konservasi kita tetap menjalankan dengan baik, namun pada 20 Maret 2025 ada intervensi dari pihak tertentu yang kemudian mengganggu kinerja kami dalam pengelolaan,” sambungnya. (E-2)
Gedung pertunjukan simulasi benda langit Planetarium Jakarta di Taman Ismail Marzuki (TIM) sampai saat ini masih ditutup sejak 2020. Penutupan terjadi karena adanya dualisme pengelolaan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved