Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Ditjenpas Sulteng Tanam 36.000 Pohon Cabai, Dorong Ketahanan Pangan Nasional

M. Taufan SP Bustan
25/6/2025 14:35
Ditjenpas Sulteng Tanam 36.000 Pohon Cabai, Dorong Ketahanan Pangan Nasional
(MI/M Taufan SP Bustan)

RIBUAN pohon rica (cabai) kini tumbuh di lahan Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) Kebun Langaleso, Kabupaten Sigi. Bukan ditanam oleh petani biasa, tapi oleh para warga binaan pemasyarakatan (WBP) dalam program inovatif bertajuk PASUKAN (Lapas untuk Ketahanan Pangan).

Inisiatif ini menjadi bukti bahwa lembaga pemasyarakatan tak hanya bisa menjadi ruang pembinaan, tetapi juga motor penggerak ekonomi dan kedaulatan pangan daerah.

Kepala Kanwil Ditjen Pemasyarakatan Sulawesi Tengah, Bagus Kurniawan, memimpin langsung kegiatan penanaman pada Rabu (25/6). Hadir pula Gubernur Anwar Hafid, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulteng Rony Hartawan, Bupati Sigi Mohamad Rizal Intjenae, dan Kepala BRMP Sulteng Femmi Nor Fahmi.

Sebanyak 27.000 hingga 36.000 pohon cabai ditanam serentak di atas lahan seluas satu hektare. Cabai dipilih karena bernilai ekonomi tinggi dan cocok dengan kondisi agroklimat setempat.

“Lewat PASUKAN, kami mendorong lapas menjadi aktor nyata dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Para warga binaan kami libatkan langsung dari proses tanam hingga panen, sebagai bekal keterampilan hidup setelah bebas,” ujar Bagus.

Ia menyebut, program ini menjadi prioritas yang sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dan 13 Akselerasi Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan. “Kami ingin Sulawesi Tengah menjadi model sukses kolaborasi lintas sektor dalam urusan pangan nasional,” tambahnya.

Gubernur Anwar Hafid menyambut hangat terobosan ini. Menurutnya, apa yang dilakukan lapas bukan sekadar budidaya hortikultura, tetapi upaya nyata menanam harapan.

“Lapas membuktikan bahwa pembinaan bisa seiring dengan pembangunan. Cabai dari lapas bisa jadi simbol baru: bahwa warga binaan juga ingin bangkit, memberi kontribusi, dan tak ingin kembali ke masa lalu,” tegasnya.

Program ini mendapat dukungan penuh dari BRMP yang memberikan pendampingan teknis, serta KPwBI Sulteng yang menyokong akses permodalan dan manajemen hasil panen.

Kepala BI Sulteng, Rony Hartawan, bahkan menyebut program ini sebagai bentuk 'amal jariah kolektif' yang bisa membawa berkah ekonomi dan sosial, baik untuk lapas maupun masyarakat luas.

Dengan langkah ini, lapas di Sulawesi Tengah mulai menjelma sebagai ruang inovasi sosial dan ekonomi. Tak hanya tempat menjalani hukuman, tapi juga tempat menanam nilai, keterampilan, dan kesempatan baru.

Program PASUKAN bukan sekadar proyek pertanian, tapi cermin baru wajah pemasyarakatan: produktif, transformatif, dan solutif bagi persoalan bangsa. (H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya