Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KETUA Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan, Hari Kebangkitan Nasional tak sekadar dilakukan sebagian kelompok anak bangsa, melainkan juga hasil dari seluruh pergerakan nasional di Indonesia berdasar pada keinginan bersama untuk menghapus penjajahan dari muka bumi. Ia pun mengajak seluruh elemen warga negara Indonesia supaya membangkitkan kesadaran kolektif untuk menjaga persatuan, merawat, dan memajukan Indonesia.
Pada Hari Kebangkitan Nasional menurutnya terdapat pelajaran yang dapat dipetik untuk putra-putri bangsa masa sekarang, yaitu perbedaan yang disatukan dalam keinginan sama untuk menghapus penjajahan melalui gerakan yang terorganisir secara modern dan tersistem.
“Para tokoh itu meskipun dari berbagai latar ideologi yang berbeda, mereka dengan jiwa besar menyatukan spirit pergerakannya,” kata dia, Selasa (20/5).
Kesatuan keinginan tersebut bangkit karena rakyat dan pemimpin kala itu berada pada situasi dan kondisi yang sama yaitu dijajah. Fakta sejarah itu kemudian melahirkan UUD ‘45, yang dalam Preambule disebutkan bahwa penjajahan di muka bumi harus dihapuskan.
Haedar mengajak untuk bercermin pada kegigihan yang dilakukan oleh tokoh dan elit bangsa masa itu, yakni memperjuangkan kepentingan bangsa di atas kepentingan diri sendiri dan golongan.
“Mereka lebur menjadi kekuatan nasional untuk berjuang bersama meski dalam perbedaan cara. Mereka meletakkan kepentingan Indonesia merdeka di atas segala-galanya, dan itulah ciri dari kenegarawanan,” katanya.
Guru Besar Sosiologi ini menekankan, kepentingan Indonesia harus di atas segalanya. Menurutnya jika semangat tersebut dimiliki oleh seluruh elite bangsa, maka Indonesia akan terbebas dari masalah kebangsaan yang menumpuk tak kunjung terselesaikan ini.
Masalah kebangsaan yang sampai sekarang dihadapi tak jauh-jauh dari persoalan korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, oligarki di politik dan ekonomi, serta berbagai persoalan lain yang bermula dari hasrat kepentingan pribadi dan parsial yang ingin berkuasa namun tak memperhatikan kepentingan rakyat Indonesia.
“Indonesia yang ingin kita merdekakan dan ingin kita bangun adalah Indonesia untuk semua, bukan Indonesia untuk satu golongan – baik golongan orang kaya, maupun golongan lainnya. Indonesia harus menjadi milik bersama,” kata Haedar merujuk Pidato Sukarno 1 Juni 1945.
Haedar juga menegaskan bahwa Hari Kebangkitan Nasional harus dihayati dengan bangkit untuk kesadaran kolektif dan untuk hidup bersama sebagai bagian penting untuk menyatukan, merawat, dan memajukan Indonesia.
Para elit bangsa harus selesai dengan dirinya sendiri, tidak boleh berpikir tentang materi dan ekonomi, namun harus memiliki karakter pejuang sebagai negarawan. Bahkan karakter pejuang dan negarawan harus tetap ada tatkala elit itu harus menderita sekalipun.
Maka pada Hari Kebangkitan Nasional ini harus digunakan untuk menyerap karakter kuat dari pendiri, penggerak, dan pejuang Indonesia agar elit bangsa dan rakyat Indonesia memiliki etika luhur dan pengkhidmatan yang tinggi, termasuk menjadikan diri sebagai bagian integral dari bangsa dan negara. (AT/E-4)
Di Indonesia, setiap tanggal 20 Mei diperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas). Ada pula Hari Artritis Autoimun Sedunia dan Hari Lebah Sedunia.
Prabowo mengatakan Hari Kebangkitan Nasional adalah momen bersejarah ini merupakan pengingat penting akan semangat persatuan dan perjuangan bangsa Indonesia menuju kemerdekaan.
Prof. Dr. Bambang Shergi Laksmono dari FISIP UI menegaskan dalam upaya menuju Indonesia Emas 2045, diperlukan kehadiran individu dengan karakter sosial yang kuat di dalam politik.
Hari Kebangkitan Nasional menjadi momentum untuk merefleksikan perjuangan para pahlawan.
Budi Utomo (Boedi Oetomo) ialah organisasi yang didirikan tanggal 20 Mei 1908 oleh Dr. Soetomo dan para mahasiswa Stovia.
BULAN INI kita sedang memperingati Hari Kebangkitan Nasional ke-116 sekaligus Hari Pendidikan Nasional ke-66.
SETIAP bulan Mei, kita diingatkan pada dua tonggak sejarah bangsa yang seharusnya memperkuat arah pembangunan pendidikan nasional.
PTPN III melalui program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) menggelar kegiatan edukatif bertajuk PTPN Gen-Bangkit.
Fun Bike Siwo PWI Jaya 2025 akan digelar pada Minggu (25/5) pagi dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional.
Wamendikdasmen Fajar Riza Ul Haq mengajak semua pihak untuk menguatkan pendidikan karakter mulia di tengah tantangan dan permasalahan anak dan kaum remaja dewasa ini.
Dalam 150 hari pemerintahan Presiden Prabowo-Gibran dan Kabinet Merah Putih, Menteri Komdigi menjelaskan program kerja dimulai dari hal yang paling mendasar,
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved