Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
GUBERNUR Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi menilai permukiman warga Desa Nyalindung di bantaran Sungai Cimeta, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, harus direlokasi. Setidaknya 25 rusak rusak akibat banjir bandang dari meluapnya Sungai Cimeta, Sabtu (15/3).
Dedi meninjau korban bencana banjir yang berada di Desa Nyalindung, Kecamatan Cipatat, Rabu (19/3). Dedi melihat puing-puing rumah yang rusak disapu air luapan sungai Cimeta serta berdialog langsung dengan warga. "Kalau tetap rumah di situ berat, karena di bawah digerus air sungai. Terus dari atas mengalami tekanan kendaraan besar. Bahan bangunannya juga bata mudah rusak," kata Dedi.
Dedi menjelaskan, jumlah rumah warga yang direlokasi bakal didata pemerintah daerah. Selain rumah yang rusak akibat tergerus banjir, pihaknya juga mendata tingkat kerawanan bangunan di bantaran Sungai Cimeta.
Nantinya, Pemprov Jabar akan menyalurkan dana pembangunan fisik rumah, sedangkan lahan disiapkan oleh pemerintah desa menggunakan tanah kas desa (TKD). "Ini warga sudah mau direlokasi. Jadi kita akan relokasi dan bangunkan rumah baru setelah Hari Raya Idul Fitri," ucap Dedi.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), bencana banjir akibat luapan Sungai Cimeta mengakibatkan 139 jiwa warga Desa Nyalindung mengungsi. Sementara itu, Pemerintah Desa Nyalindung sudah menyediakan lahan relokasi korban banjir sejak dua tahun lalu. Rencananya lahan yang digunakan adalah Tanah Kas Desa (TKD) seluas 1 hektare.
Kepala Desa Nyalindung, Oo Supriatna mengatakan relokasi kemungkinan akan dilakukan hanya pada rumah yang rawan sekali terkena luapan air sungai. "Relokasi rumah terdampak banjir ini sesuai instruksi Pak Gubernur. Sepertinya tidak semua rumah di Kampung Guha Mulya dan Kampung Cibarengkok direlokasi, tapi rumah-rumah yang rawan sekali di bantaran Sungai Cimeta," ungkap Oo.
Oo menjelaskan, pihaknya hanya sebatas menyediakan lahan yang cukup untuk membangun 50 rumah. Sedangkan, pembangunan akan menggunakan dana dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. "Kami mendata mana saja yang harus direlokasi, rencananya pembangunan relokasi akan dimulai setelah lebaran," tambahnya.
Salah seorang korban terdampak banjir, Dian, 38, merasa senang terkait rencana relokasi rumah warga. Ia khawatir keselamatan keluarganya kalau harus tetap tinggal di sana. "Di sini sudah tidak memungkinkan, takutnya kalau tiba-tiba datang banjir bisa mengancam keselamatan, apalagi saya punya anak kecil. Saya siap dipindahkan supaya terjamin keselamatan," ucap Dian. (M-1)
Musibah terjadi setelah wilayah ini diguyur hujan deras sejak siang dan menyebabkan bukit di atas permukiman mengalami longsor
Luapan Sungai Cimeta membawa lumpur dan merendam pemukiman warga
BMKG meminta masyarakat dan pemerintah daerah untuk mewaspasai potensi bencana ikutan.
Bencana berdampak pada 48 kepala keluarga atau sebanyak 165 jiwa warga
BANJIR bandang melanda Kabupaten dan Kota Cirebon, sejak Jumat (17/1) malam. Bencana terjadi setelah hujan deras mengguyur kawasan hulu Sungai Cipager di Kabupaten Kuningan.
Banjir merendam delapan desa di lima kecamatan di Kabupaten Cirebon
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved