Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KEMENTERIAN Pendidikan Dasar dan Menengah memastikan dana untuk renovasi sekolah, Program Indonesia Pintar (PIP), dan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tidak terpengaruh efisiensi anggaran.
Anggaran untuk tiga poin program tersebut dipastikan utuh tidak dikurangi. Artinya kebijakan Presiden Prabowo Subianto memangkas anggaran kementerian, tidak berpengaruh pada anggaran pendidikan di Indonesia.
"Akan merenovasi 10.440 satuan pendidikan di seluruh Indonesia dengan alokasi anggaran sejumlah Rp17,1 triliun. Alhamdulillah, itu tidak termasuk yang diefisiensikan," kata Menteri Dikdasmen Abdul Mu'ti seusai meresmikan Gedung SMP/SMA Raudlatul Jannah di Pepelegi, Waru, Sidoarjo, Sabtu (8/2).
Setelah anggaran itu dicairkan, Abdul Mu'ti berharap program renovasi bisa segera direalisasi dengan sistem swakelola, bukan melalui Kementerian Pekerjaan Umum. Menurut Mu'ti, inpres tentang sistem swakelola sudah terbit sehingga diharapkan bisa meningkatkan kualitas pendidikan dengan memperbaiki sarana dan prasarana.
"Proses sistem swakelola ini diharapkan lebih sederhana karena diselenggarakan langsung oleh pihak sekolah. Yang kedua, dapat menggerakkan ekonomi di daerah karena material bangunan itu dari setempat, menggerakkan ekonomi karena yang bekerja juga masyarakat setempat, mungkin harganya bisa ditekan karena tidak dilakukan tender, langsung masyarakat setempat," kata Mu'ti.
Program lain tidak terkena efisiensi adalah PIP. Mu'ti menyampaikan, dana PIP langsung ditransfer ke pihak orangtua penerima. Sementara program BOS juga tidak terkena pemotongan dan langsung ditransfer ke pihak sekolah. (HS/J-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved