Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
BENCANA banjir yang telah berlangsung selama lebih dari satu bulan terakhir di sejumlah daerah di Kalimantan Selatan telah berdampak pada merosotnya perekonomian masyarakat dan daerah.
Hal ini dikemukakan Guru Besar bidang Ekonomi Pembangunan Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, Profesor Ahmad Yunani, Senin (20/1).
"Bencana banjir yang berlangsung lama akan berdampak pada ekonomi masyarakat karena banyak usaha yang tutup maupun tempat usaha tidak layak akibat banjir. Pengunjung berkurang, pada akhirnya peran digital ekonomi melalui transaksi online meningkat, berimbas pada pedagang tradisional/konvensional," tuturnya.
Lebih jauh akan terjadi perlambatan transaksi dan aktivitas ekonomi yang menurunkan pendapatan masyarakat. Pengangguran bertambah, aktivitas sekolah dan kantor juga terdampak sehingga bisnis di berbagai sektor seperti pasar, rumah makan, penginapan/hotel, mall juga turun, demikian pula sektor perhubungan juga menurun karena mobilitas juga turun.
"Jadi kalau tidak cepat diatasi dan berlangsung terus maka perekonomian di Kalsel akan menurun," kata Yunani.
Di sini peran pemerintah daerah kabupaten kota, provinsi dan Balai Wilayah Sungai harus cepat bertindak baik dalam tindakan program darurat, atau program terencana dan terukur dengan anggaran dan program yang jelas baik jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
"Perekonomian masyarakat yang turun berdampak pada menurunnya perekonomian daerah dan nasional dimana perputaran uang turun, pendapatan pajak dan retribusi daerah juga turun, PAD otomatis akan menurun juga," jelas Yunani.
Tercatat sudah lebih sebulan terakhir sejumlah daerah di Kalsel dilanda bencana hidrometeorologi berupa banjir dan angin kencang. Enam kabupaten/kota yaitu Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru, Kabupaten Tanah Bumbu, Kotabaru, Hulu Sungai Selatan, dan Tanah Laut
telah menetapkan status darurat siaga hidrometeorologi atau batingsor.
Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel, Faried Fakhmansyah, dalam laporan kebencanaannya mencatat saat ini sejumlah daerah di Kalsel dilanda banjir yaitu Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Tapin, Hulu Sungai Utara, Banjar, dan Barito Kuala. Termasuk Kota Banjarmasin yang mengalami air pasang (rob) dalam beberapa pekan terakhir.
Kabupaten Banjar, Barito Kuala dan Hulu Sungai Utara merupakan daerah terparah dilanda banjir yang sudah berlangsung lebih satu bulan terakhir, akibat luapan sungai dan rawa. Banjir berdampak pada terganggunya aktivitas masyarakat dan Pemda. Banjir juga menyebabkan ribuan hektare areal pertanian gagal tanam maupun gagal panen. (DY/J-3)
BPBD setempat mencatat banjir paling parah di Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Banjir terjadi di sejumlah desa pada tiga kecamatan yaitu Batu Benawa, Barabai dan Pandawan.
Banyak petani di sejumlah daerah seperti Sungai Tabuk, Martapura Barat dan Martapura Timur tidak bisa bercocok tanam karena banjir.
SEJAK sepekan terakhir 89 desa di sembilan kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, hingga kini masih terendam banjir.
TERUS berkurangnya kapasitas sungai-sungai yang membelah wilayah di Kalimantan Selatan akibat pendangkalan (sedimentasi) menjadi pemicu kerentanan banjir di wilayah tersebut.
KEMENTERIAN Sosial memberikan bantuan bagi korban bencana banjir di sejumlah daerah di Provinsi Kalimantan Selatan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved