Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Tradisi Ketuk Pintu Menandai Awal Perayaan Imlek di Kota Semarang

Akhmad Safuan
19/1/2025 08:36
Tradisi Ketuk Pintu Menandai Awal Perayaan Imlek di Kota Semarang
Kegiatan Ketuk Pintu mengawali perayaan Imlek di Pecinan Semarang(MI/Akhmad Safuan)

KEGIATAN perayaan Tahun Baru Imlek sudah dimulai di Kota Semarang, tradisi Ketuk Pintu yakni mengunjungi sembilan klenteng yang berada di Kawasan Pecinan Kota Semarang menjadi acara tahunan yang menandai awal perayaan Imlek.

Pemantauan Media Indonesia Minggu (19/1) kegiatan perayaan Imlek di Pecinan Kota Semarang sudah dimulai, sebagian besar rtas jalan dan gang mulai terlihat meriah dengan hiasan lampion yang sudah terpasang, bagian sebagian kawasan sudah selesai direvitalisasi seperti Gang Baru yang segera diresmikan bersamaan perayaan Imlek ini terlihat cukup tertata rapi.

Tradisi Ketuk Pintu untuk menandai awal perayaan Imlek digelar juga telah dilaksanakan, sejak pagi rombongan panitia dan Komunitas Pecinan Semarang untuk Pariwisata (Kopi Semawis) mulai mendatangi klenteng-klenteng yang ada di Kawasan Pacinan Kota Semarang dengan diiringi suara musik dan barisan atraksi sejumlah liong hingga suasana cukup meriah.

"Kami mendatangi 9 klenteng untuk sosialisasi dan pemberitahuan akan adanya Pasar Semawis, kegiatan tradisi Ketuk Pintu ini adalah kearifan lokal yang terus kami jalankan," kata Ketua Kopi Semawis Harjanto Halim.

Tahun ini menjadi momentum yang baik, lanjut Harjanto Halim, karena adanya pemerintahan baru di tingkat nasional, provinsi, dan kota, Indonesia memunyai  presiden baru, Jawa Tengah punya gubernur baru dan Kota Semarang ada wali kota baru. "Di Pecinan Semarang juga menjadi destinasi wisata baru hingga memunculkan optimisme besar," imbuhnya.

Menurut Harjanto Halim tradisi Ketuk Pintu dengan mengunjungi 9 klenteng di Pecinan Semarang yakni Siu Hok Bio di Jalan Wotgandul Timur, Tek Hay Bio/Kwee Lak Kwa di Jl. Gang Pinggir, Tay Kak Sie di Jl. Gang Lombok, Kong Tik Soe di Jl. Gang Lombok, Kelenteng Hoo Hok Bio di Jl. Gang Cilik, Tong Pek Bio di Jl. Gang Pinggir, Kelenteng Wie Hwie Kiong di Jl. Sebandaran I, Ling Hok Bio di Jl. Gang Pinggir dan  See Hoo Kiong/Ma Tjouw Kiong di Jl. Sebandaran

Tradisi Ketuk Pintu ini, ungkap Harjanto Halim, melibatkan barongsai dan ratusan ibu berkebaya yang mendampingi perjalanan menuju sembilan klenteng dengan jumlah peserta 200 orang dan pengunjung Pasar Semawis juga perempuan dihimbau memakai kebaya sedangkan pria menggunakan sarung sebagai bentuk Pecinan Semarang merupakan simbol akulturasi budaya Cina, Jawa dan Islam..

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Sugiyanto mengaku sangat mengapresiasi prosesi Ketuk Pintu dan Pasar Semawis, karena disamping sandat menarik pelancong juga  menunjukkan tingginya toleransi beragama di Kota Semarang, apalagi kawasan Pecinan telah menjadi segmen pariwisata berbasis sejarah dan warisan budaya.

"Maha itulah Pemerintah Kota Semarang bergerak melakukan revitalisasi Pecinan Semarang sebagai destinasi wisata yang bakal menarik pengunjung," tambahnya. (S-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya