Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Terdampak PMK, Perdagangan Sepi dan Harga Hewan Ternak di Jawa Tengah Merosot

Akhmad Safuan
07/1/2025 05:37
Terdampak PMK, Perdagangan Sepi dan Harga Hewan Ternak di Jawa Tengah Merosot
Aktifitas perdagangan sapi di Pasar Pon Kabupaten Blora Senin (6/1) sepi.(MI/Akhmad Safuan)

DAMPAK wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) menyerang ternak di daerah di Jawa Tengah, harga ternak anjlok dan perdagangan ternak seperti sapi, jerbau dan kambing di sejumlah pasar hewan lesu, sehingga banyak pedagang ternak (blantik) merugi.

Pemantauan Media Indonesia Senin (6/1) bertepatan hari pasaran hewan,  perdagangan hewan ternak di sejumlah daerah di Jawa Tengah seperti Blora dan Semarang sepi pembeli, para pedagang ternak mengeluhkan kondisi ini dan merugi karena harga anjlok. "Biasanya saya bawa hingga 10-15 ekor sapi, tetapi sekarang hanya bawa empat ekor," ujar Warsito,55, blantik di Pasar Hewan Bawen, Kabupaten Semarang.

Selain jumlah dagangan berkurang, lanjut Amri, pedagang hewan di Pasar Pon, Kabupaten Blora, harga hewan ternak juga merosot akibat wabah PMK terjadi sekarang ini. Sapi yang biasanya laku Rp15 juta-Rp16 juta per ekor kini hanya berkisar Rp11 juta-Rp14 juta per ekor. "Kami merugi akibat harga sapi anjlok dan terpaksa melepas harga di bawah pasaran," tambahnya.

Meskipun pasar hewan terbesar di kedua daerah tersebut tidak ditutup, menurut Sugiri,45, pedagang ternak dari Grobogan, dampak PMK cukup terasa karena baik peternak maupun para pedagang daging juga membatasi pembelian. Mereka khawatir terjadi penularan dan konsumsi daging sapi juga menurun.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pangan Pertanian Peternakan dan Perikanan (DP4) Kabupaten Blora Rasmiyana mengingatkan meskipun belum ada penutupan sejumlah pasar hewan di daerah ini, mengingat semakin meningkatnya wabah PMK, pihaknya meminta kepada peternak maupun pedagang hewan ternak untuk waspada.

"Kita turunkan tim kesehatan hewan untuk menangani hewan terpapar PMK dan melakukan pencegahan seperti pembersihan kandang, pemberian vitamin hingga memantau pasar hewan agar tidak semakin besar," kata Rasmiyana Senin (6/1).

Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Grobogan Amin Nur Hatta mengatakan mengingat jumlah hewan ternak seperti sapi, kambing dan kerbau di daerah ini terpapar PMK telah mencapai ratusan ekor dan pukulan di antaranya mati dajam dua bulan terakhir, pihaknya telah mengeluarkan larangan hewan ternak dari luar daerah masuk ke daerah ini.

Lalulintas perdagangan hewan ternak, lanjut Amin, untuk sementara dihentikan untuk mencegah penularan lebih besar lagi, karena dalam dua bulan terakhir tercatat telah 611 ekor ternak di daerah ini terpapar PMK serta sejumlah di antaranya mati. "Kita lakukan operasi lalu lintas hewan di perbatasan, setiap ternak masuk ke daerah ini akan diperiksa kesehatannya dan juga surat sehatnya," ujarnya.

Hal serupa juga diungkapkan Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pati Andi Hirawadi bahwa sudah ada puluhan hewan ternak di daerah itu mati akibat PMK dan ratusan ekor terpapar. Karena itu, perdagangan hewan ternak diawasi secara ketat untuk mencegah penyebaran yang lebih besar, di samping dilakukan penanganan cepat.

"Kita minta kewaspadaan peternak dan segera lapor jika menemukan ada peliharaan yang bergejala PMK agar segera dapat ditangani," kata Andi Hirawadi. (N-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya