Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KEPOLISIAN Resor Gowa, mendapatkan bukti lain dalam kasus dugaan peredaraan dan pembuatan uang palsu di Jala Sunu Makassar dan di Perpustakaan UIN Alauddin Samata Kabupaten Gowa, Makassar, Sulawesi Selatan.
Kepala Kepolisian Daerah Sulsel, Irjen Yudhiawan Wibisono mengatakan, uang tersebut rencananya digunakan untuk keperluan atau modal pemilihan kepala daerah (Pilkada), bahkan dari peredaran dan pembuatan uang palsu tersebut disebut sempat menjadi bakal calon Wali Kota Makassar.
"Bahkan, tersangka ini sempat akan maju pilkada kemarin tapi tidak punya atau tidak cukup kursi untuk mengusung. Tidak hanya itu, mereka juga sempat mengajukan proposal kerja sama untuk memodali Pilkada Barru, tapi tidak diterima," kata Yudhiawan.
Hanya saja, orang tersebut masih masih daftar pencarian orang (DPO) Polres Gowa, bersama dua orang lainnya. Salah satunya disebut sebagai otak atau pemodal peredaran dan pembuatan uang palsu itu.
Jika berdasarkan pada kronologi kejadian dan penangkapan para tersangka, makan nama yang mucul adalah ASS (Annar Salahuddin Sampetoding), karena dua tersangka dalam kasus uang palsu tersebut tertangkap di rumah milik ASS di Jalan Sunu Makassar.
Kedua orang yang tertangkap itu adalah Muhammad Syahruna, 52, warga Jalan Arif Rahman Hakim Makassar, yang memproduksi dan melakukan transaksi jual beli uang palsu, serta tersangka John Biliater Panjaitan, 68, warga Jalan Batu Putih Bundar Makassar, yang merupakan pelaku transaksi jual beli uang palsu.
Bahkan disebutkan, pembuatan uang palsu tersebut merupakan hasil uang kiriman dari Annar Sampetoding, termasuk uang biaya pembelian bahan baku produksi, juga berasal dari Annar Sampetoding.
Perjalanan produksi uang palsu tersebut, lanjut Yudhiawan, itu sejak 2 Juni 2010 untuk perencanaan, kemudian lanjut 2011 hingga 2022, tepatnya Juli hingga Oktober 2022 mulai pesan kertas, dan proses produksi. Lalu September 2024 sempat ditawarkan dan sempat viral.
Annar Salahuddin Sampetoding adalah pengusaha sekaligus politisi itu pernah menjadi pengurus KADIN Sulsel, Pengurus KONI Sulsel, serta Ketua Umum Pemuda Pancasila Sulsel.
Ia bahkan pernah berencana maju sebagai Wali Kota Makassar pada Pemilihan Wali Kota Makassar langsung untuuk pertama kalinya pada 1999 dan juga berenncana maju Pada Pilgub Sulsel 2024 lewat Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tapi tidak mendapat dukungan. (N-2)
Tersangka Annar Salahuddin Sampetoding, menadapat penjagaan ketat oleh 4 personel Polisi, dari Polres Kabupupaten Gowa Sulawesi Selatan di RS Bhayangkara Makassar.
Proses pembuatan uang palsu ini telah berlangsung sejak 2010, meskipun sempat terhenti pada tahun 2014. Namun, kegiatan tersebut kembali dilanjutkan dari 2022 hingga 2024.
Jumlah uang yang diamankan dari pelaku pembuat uang palsu di Universitas Islam Negeri (UIN) Makassar senilai Rp446.700.000 dengan pecahan Rp100 ribu terbaru.
Satu tersangka pembuatan uang palsu di Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar sudah tertangkap oleh Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Wajo, Senin (16/12) .
Setelah diamankan sementara di Polres Mamuju, para tersangka kemudian dibawa ke Gowa, untuk pemeriksaan dan penyidikan lebih lanjut bersama tersangka lain.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved