Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
DIREKTORAT Jenderal Bina Marga melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Sumatera Selatan (BBPJN Sumsel) telah memfungsionalkan Flyover Sekip Ujung di Kota Palembang, Sumatera Selatan. Flyover ini telah beroperasi dan siap digunakan untuk jalur Natal dan Tahun Baru 2025. Flyover ini terletak di jalan Sukamto–Basuki Rahmat persimpangan Jalan Amphibi–Angkatan 66.
Kepala BBPJN Sumsel, Hardy Siahaan menyampaikan, flyover ini merupakan inisiasi bersama Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, Pemerintah Kota Palembang beserta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Ditjen Bina Marga.
"Untuk pembangunan konstruksi kurang lebih Rp169 miliar ini dibebankan anggarannya oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Sumatera Selatan, sementara untuk pembebasan lahan ini berbagi antara Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan kurang lebih Rp52 miliar, dan Pemerintah Kota Palembang kurang lebih Rp14 miliar," kata Hardy.
Pada saat pembebasan lahan Hardi mengungkapkan, tidak terdapat permasalahan yang berat, karena hal tersebut adanya sinergitas yang baik antara Pemprov Sumsel dengan Pemkot Palembang. Hanya saja diawal-awal pekerjaan terdapat utilitas yang harus dipindahkan serta diproteksi dengan baik.
"Kita menggunakan teknologi yang cukup baru ya, yaitu penggunaan mortar busa sebagai pengganti timbunan. Penggunaan mortar busa ini dia lebih cepat bisa mengurangi 50 persen waktu pelaksanaan dengan timbunan," ucap Hardy.
Lebih lanjut menjelaskan soal teknis, Hardy menjelaskan “teknologi mortar busa lebih ramah lingkungan karena tidak menggunakan batu pecah hanya mortar, semen, pasir dan ada busa ya, ada teknologi busanya. Tentunya ini sangat bermanfaat dan tidak perlu alat pemadat, karena dengan mortar busa ini bisa memadatkan sendiri”, terangnya.
Dia juga menerangkan, sebelum pelaksanaan konstruksi, telah menyiapkan rekayasa lalu lintas dan dilakukan pembebasan lahan. Hal ini digunakan guna pelebaran jalan untuk frontage, “jadi masyarakat tetap bisa menggunakan lalu lintas dengan baik, dengan jumlah lajur yang cukup, sementara jalur tengahnya ini yang kita gunakan untuk pembangunan konstruksi flyover,” jelas Hardy.
Pada pembangunan ini terdapat ornamen untuk beautifikasi berupa panel-panel songket yang merupakan kain tenun asli Sumsel Palembang, kain songket ini tentunya akan menambah daya tarik dan menunjukan kebersamaan, kerja sama antara Pemprov, Pemkot dan Pemeintah Pusat. Dan kain songket ini tentu merupakan karakrerikstik dari Sumsel.
"Demikian juga untuk landscaping kita menyiapkan landscape taman di bawah flyover untuk penghijauan, dan pada dinding flyover ini kita siapkan taman yang menjuntai kebawah berupa tanaman likuanyu untuk menunjukan penghijauan dilokasi Pembangunan," tutupnya. (Adv)
Dari pantauan di lapangan, papan seng terlihat memakan setengah badan trotoar. Penutup seng tersebut diberikan cat berwarna biru.
Teknologi pemadatan cerdas ini dapat digunakan pada semua kegiatan penanganan jalan sesuai dengan konsep spesifikasi umum Ditjen Bina Marga tahun 2024.
Kondisi jalan selebar 4,5 meter yang dulu rusak kini telah teraspal mulus dan dilengkapi bahu jalan beton selebar 1 meter di kedua sisi sehingga meningkatkan faktor keamanan bagi pengguna jalan.
Jalan Simpang Holat-Ohoiraut merupakan ruas jalan status provinsi yang dibangun di Pulau Kei Besar sesuai standar nasional, yaitu lebar 11 meter dengan perkerasan 5,5 meter
Flyover (FO) Madukoro di Kota Semarang, Jawa Tengah, kini telah beroperasi untuk mengatasi kemacetan jalan arteri yang menghubungkan Pantura Barat dan Timur.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved