Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Penderita Gondongan di Kota Yogyakarta Meningkat Signifikan

Indrastuti
31/10/2024 17:44
Penderita Gondongan di Kota Yogyakarta Meningkat Signifikan
Ilustrasi imunisasi(ANTARA/ARI BOWO SUCIPTO)

DINAS Kesehatan Kota Yogyakarta mencatat, ada sekitar 169 kasus gondongan di Kota Yogyakarta yang sebagian besar merupakan anak-anak SD. Kasi Pengendalian Penyakit Menular (P2M) dan Imunisasi  Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Endang Sri Rahayu menghimbau, masyarakat untuk mewaspadai penyakit gondongan atau parotitis.

"Gondongan ditandai dengan pembengkakan di sekitar rahang atau leher akibat peradangan kelenjar parotis," terang dia dalam siaran pers, Kamis (31/10). Penyakit gondongan merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus, terutama menyerang pada anak-anak.

Ia menjelaskan, gejala awal yang muncul saat penderita terkena gondongan, antara lain demam, sakit kepala, nyeri saat mengunyah atau menelan, dan nyeri otot. 

“Penyakit ini sangat mudah menular, terutama di lingkungan sekolah, melalui percikan air liur atau kontak dengan benda yang terkontaminasi,” jelas Endang.

Untuk itu, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta mengimbau kepada pihak sekolah dan orang tua untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama agar masyarakat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Para orang tua juga diminta untuk memastikan anak mereka sudah mendapatkan vaksinasi Measles, Mumps, Rubella (MMR). “Pemberian vaksin MMR ini dapat mencegah terjadinya gondongan,”katanya. 

Ia menyebut, penderita gondongan cenderung  dipengaruhi oleh kurangnya kebersihan. Penyakit ini, lanjut dia, sangat mudah menular.

Jika terjadi peningkatan kasus gondongan, ia meminta pihak sekolah bekerjasama dengan puskesmas setempat agar memantau dan menangani kasus gondongan tersebut. "Karena itu, himbauan kami untuk yang sakit, sebaiknya tidak masuk sekolah,” ungkapnya.

Ketua Tim Kerja Surveilans Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Kesehatan yang juga selaku Epidemiolog di Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Solikhin Dwi menambahkan, penyakit gondongan termasuk dalam kategori kejadian luar biasa secara epidemiologis.

Menurutnya, jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun ini sangat meningkat dibandingkan tahun lalu. Pada 2023, pihaknya mencatat, tidak ada kasus ditemukan, sedangkan pada 2024 sampai dengan tanggal 30 Oktober 2024 ditemukan 169 kasus.

“Periode akhir September hingga minggu ketiga Oktober 2024 tidak terdeteksi kasus. Namun, pekan ini naik lagi dan jumlah penderitanya 169 orang yang rata-rata diderita oleh anak SD,” ungkapnya.

"Pencegahan dapat dilakukan dengan cuci tangan memakai sabun dengan air mengalir secara rutin sebelum makan atau setelah berada dari tempat atau lingkungan yang berisiko, tidak berbagi peralatan mandi atau makan dengan penderita gondongan dan menerapkan etika batuk seperti menutup mulut dan hidung,” tutup dia. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya