Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Gua Jutaan Tahun Tersibak oleh Proyek Jalan, Tim Ahli UGM Siap Teliti

Agus Utantoro
21/10/2024 21:35
Gua Jutaan Tahun Tersibak oleh Proyek Jalan, Tim Ahli UGM Siap Teliti
Pengunjung berpose di dalam gua stalaktit dan stalakmit berusia jutaan tahun yang terkuak lantara terkena proyek jalan.(Dok.Humas UGM)

 

SEJUMLAH pakar Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada, siap melakukan pemetaan sebaran gua bawah tanah di kawasan yang terkuak setelah terkena proyek pembangunan JJLS (Jalur Jalan Lintas Selatan) Jawa di wilayah Gunungkidul.

Kesiapan ini menyusul penemuan gua bawah tanah yang ada di Desa Planjan, Saptosari, Kabupaten Gunungkidul, DIY pada 15 Oktober lalu. Gua yang berada di lokasi pembangunan Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS), lalu ini berisi stalaktit dan stalakmit yang diperkirakan berusia jutaan tahun.

Guru Besar Fakultas Geografi UGM, Prof. Dr. Eko Haryono, M.Si. menjelaskan, penemuan gua bawah tanah di Gunungkidul hal yang wajar karena Gunungkidul adalah daerah dengan susunan karst.

Karena gua ini tersibak akibat adanya aktivitas penggalian untuk pembuatan JJLS, katanya, selanjutnya proyek yang sedang berjalan harus menyesuaikan dengan sebaran gua tersebut sehingga pengkajian perihal ini menjadi penting.

"Standard operational procedur mengharuskan untuk dilakukan penelitian terlebih dahulu mengenai jangkauan sebaran gua," ujarnya, kemarin.
 
Rencananya, pada November mendatang, Eko dan tim ahli akan mulai melakukan eksekusi pemetaan gua. Pakar ilmu geomorfologi ini berkoordinasi terlebih dahulu sebelum terjun ke lapangan. “Jika sudah diketahui sebaran gua, desain jalannya perlu untuk diubah atau digeser,” tegasnya.

Soal kehebohan warga untuk datang dan berusaha untuk berfoto di dalam badan gua, bagi Eko, gua ini memiliki posibilitas menjadi objek wisata dengan syarat perlu diketahui terlebih dahulu daya dukung dan kapasitas gua untuk dimasuki pengunjung per harinya.

"Nantinya hal ini akan kami teliti dari sisi geologi dan geofisika dengan mengukur temperatur dan CO2. Sirkulasi udara perlu dipastikan dulu keamanannya," katanya.

Pengujian yang dilakukan Eko nantinya juga menghasilkan penilaian kondisi awal untuk menjamin keamanan manusia sekaligus lingkungan. Selain diolah menjadi rekomendasi pembangunan jalan, hasil kajian ini nantinya dimanfaatkan untuk pembuatan jalur gua bagi wisatawan demi meminimalisasi risiko kerusakan stalaktit dan stalakmit yang saat ini masih aktif yang dibuktikan dengan masih adanya kucuran air.

Eko mengatakan, gua purba di Gunungkidul ini sebisa mungkin perlu dijaga. Ia menyontohkan tindakan negara lain yang memberi kaca pada stalaktit dan stalakmit demi menjaga kehidupan di gua ini.

Perlu diketahui bahwa Gunungkidul adalah kawasan karst sehingga tersusun atas batuan kapur berpori. Pembentukan gua banyak terjadi di wilayah ini karena adanya aktivitas pelarutan. Saat ini, mulut gua telah ditutup dengan bebatuan supaya analisis dapat dilakukan semaksimal mungkin. (N-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya