Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Umat Buddha 11 Daerah Rayakan Oesyiki di Purwokerto

Tosiani
20/10/2024 14:22
Umat Buddha 11 Daerah Rayakan Oesyiki di Purwokerto
Sekitar 300 orang Umat Buddha Niciren Shoshu dari 11 daerah merayakan Oesyiki di Vihara Vimalakirto Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.(MI/Tosiani)


SEKITAR 300 orang Umat Buddha Niciren Shoshu dari 11 daerah merayakan Oesyiki di Vihara Vimalakirto Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah pada Sabtu (19/10) dan Minggu (20/10).

Ke-112 daerah itu adalah Yogyakarta, Jakarta, Surabaya, Banyumas, Cilacap, Banjarnegara, Wonosobo, Tegal, Pekalongan, Kebumen dan Purworejo. Ratusan umat tersebut memenuhi bagian dalam ruangan vihara dan ada pula yang di luar vihara.

Perayaan Oesyiki dimulai dengan Upacara Otaiya pada Sabtu (19/10) Malam. Kemudian Upacara Oesyiki dan Upacara Sichigozan pada Minggu (20/10). Otaiya dan Oesyiki dimaksudkan untuk merayakan kekekalabadian jiwa Buddha Niciren Daishonin. Sementara itu, Sichigozan merupakan pemberkahan untuk anak-anak usia 3,5 dan 7 tahun.

Bhiksu Yang Arya Shinken Basuki yang memimpin Upacara Oesyiki, mengatakan, Otaiya dan Oesyiki ini merupaka upacara terpenting dalam Agama Buddha Niciren Shoshu. Karenanya, perayaan ini seharusnya menjadi prioritas utama.

"Sekalipun Buddha pokok Niciren Daishonin badan manusianya sudah moksa, tapi jiwanya menetap di dunia ini untuk membabarkan dharma untuk manusia di masa akhir dharma. Jiwanya menetap di ketiga masa (sekarang masa lampau dan masa akan datang)," terang Bhiksu Shinken, Sabtu (20/10).

Bhiksu Shinken mengatakan, ini merupakan upacara untuk memperingati kekalabadinya jiwa budha Niciren Daishonin yang menyelamatkan manusia untuk selama-lamanya. Dalam Upacara Oesyiki dibacakan Rissyo Ankoku-ron dan mosijo atau surat peringatan Buddha Niciren Daishonin untuk pemerintah Jepang sekitar 800 tahun lalu.

"Hal itu bermakna kita bertekad untuk mewujudkan dunia yang aman, tenteram, damai. Mari kita menjalankan prinsip demi bertemu buddha tidak menyayangi jiwa raga. Saya harap anda dapat mengajak teman, keluarga dan orang lain untuk hadir pada Upacara Oesyiki. Saya mendoakaan ketenteraman dan kemakmuran tanah air kita," kata Bhiksu Shinken.

Pandhita Utama Melinda Tandadjaja, menyampaikan terima kasih dari dasar hati untuk Bhiksu Shinken dan semua umat yang hadir. "Saya dari dasar hati mengucapkan terima kasih pada Sensei Shinken yang telah memimpin upacara. Juga umat yang sudah meluangkan waktu ke vihara ini untuk upacara dan telah datang dari tempat yang jauh. Upacara ini sangat penting. Sikap kita harus kita betul betul sungguh hati, walaupun dalam kondisi susah, senang dan kondisi apapun tetap datang pada Upacara Oesyiki," katanya.

Melinda menjelaskan, kosenrufu atau memikirkan kebahagiaan banyak orang adalah yang utama dalam kehidupan penganut Niciren Shoshu. Saat ini, katanya, jondisi dunia sedang tidak terlalu baik. Dimulai dari pandemi covid, lalu perang Soviet - Ukraina dan Palestina - Israel. "Kita semua kena imbasnya, seluruh dunia ekonominya kacau,"ujarnya.

Menurut dia, kebanyakan manusia zaman sekarang tujuannya tidak jelas, bagi mereka yang penting memuaskan hawa nafsu. Kondisi cuaca juga tidak menentu. Semua orang ikut merasakan. Penyebabnya karena hawa nafsu, karena kecenderungan manusia ingin memuaskan hawa nafsu dan sangat terikat hawa nafsu keserakahan, kekuasaan reputasi, dan popularitas.

"Hawa nafsu itu membakar. Walau kelihatannya kecil tapi itu membakar. Hubungan antar manusia jadi nggak penting, yang penting uang. Termasuk dalam keluarga, sehingga hal kecil tidak bisa diomongin, dipendam. Itu hubungan yang tidak sehat,"pungkas Melinda. (N-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya
  • Kue Mochi dan Perayaan Oesyiki di Purwokerto

    17/10/2024 11:48

    "Setiap tahun menjelang Oesyiki, kami memang membuat kue mochi sebagai ornamen yang dipasang pada pilar di sisi kiri dan kanan altar bersama bunga sakura dari kertas dan buah-buahan,"