Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PETANI kakao di kawasan Provinsi Aceh turun semangat dan lesu. Pasalnya sejak tiga pekan terakhir harga biji gabah kakao kering panen menurun.
Tidak diketahui secara pasti mengapa harga hasil panen biji emas cokelat itu terus melandai sejak tiga bulan terakhir. Ada dugaan itu terjadi oleh permainan pelaku pasar, karena menetapkan harga sepihak.
Hal itu sangat berpengaruh terhadap pendapatan petani di tengah kondisi harga pupuk dan saprodi yang melambung terus. Ditambah lagi ongkos produksi dan biaya perlakuan atau pengeluaran paska panen juga meningkatkan.
Baca juga : Tupai Serang Puluhan Ha Kebun Kakao di Aceh
Amatan Media Indonesia sejak dua hari terakhir misalnya, harga biji gabah kakao kering jemur (non fermentasi) ditingkat petani ke pedagang pengumpul, Rp 80.000/kg (kilogram). Harga tersebut lebih murah dari tiga pekan lalu Rp 100.000/kg.
Lalu harga biji kakao kering fermentasi, dari sebelumnya Rp 120.000/kg, sekarang turun menjadi Rp 90.000/kg. Berikutnya harga daging buah (non biji) kakao kering jemur dari sebelumnya Rp 30.000/kg, kini turun menjadi Rp 20.000/kg.
"Penurunan ini sangat terasa, walaupun tidak bisa berbuat apa-apa. Apalagi perlakuan untuk mendapatkan hasil panen melimpah cukup sulit. Karena terhalang berbagai hama penyakit. Sedangkan harga pupuk dan saprodi mahal" tutur Hasbiallah, petani kakao di Gampong (Desa) Rabo, Kecamatan Tiro Truseb, Kabupaten Pidie, Aceh, kepada Media Indonesia, Minggu (13/10).
Baca juga : Harga Biji Kakao Turun, Petani di Aceh Senyum Kecut
Petani mempertanyakan mengapa dalam tiga bulan terakhir harga biji bahan baku cokelat itu terus menurun. Padahal akhir bulan Juni hingga Juli harganya sempat bertahan berkisar Rp 150.000 hingga Rp 160.000/kg.
Padahal kwalitas biji bahan baku makanan cokelat dan kosmetik kelas dunia itu sama dari biasanya. Hanya saja teknik perlakuan paska panen yang memiliki cara.
Yaitu ada yang melakukan fermentasi lebih dulu atau langsung berjemur di bawah sinar matahari. Itu hanya kelas perlakuan untuk mengundang aroma berbeda.
Baca juga : Harga Kakao Anjlok Petani di Aceh Merana
Para petani asal di Kabupaten Pidie dan sekitarnya, berharap pemerintah atau pihak berwenang lainnya supaya mengontrol pasar harga kakao. Apalagi ditengah kondisi ekonomi yang carut marut selama ini.
Kakao adalah harapan besar bagi petani terutama warga pedalaman lereng pengunungan. Hasil dan harga komoditi pertanian menentukan kesejahteraan hidup di pedalaman.
"Dari hasil berkebun atau bercocok tanam kami menutupi kebutuhan keluarga dan biaya pendidikan anak" tambah Nurhayati, petani kakao asal Tiro Truseb, Kabupaten Pidie yang berkebun di kawasan lereng perbukitan Jiem-Jiem, Kecamatan Bandan Baru, Kabupaten Pidie Jaya. (H-2)
PETANI kakao di Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh, tidak lagi bersemangat pergi ke kebun. Sejak dua bulan terakhir, harga biji kakao turun.
PEMANFAATAN lahan bekas tambang dengan penanaman bibit kakao jadi salah satu opsi untuk membuat area tersebut berfungsi dan bernilai guna bagi masyarakat.
Hal itu mengundang perhatian publik, apakah ada permainan pasar atau kebijakan PT Pertamina mengurangi pasokan bahan bakar gas bersubsidi itu untuk masyarakat.
Di Desa Ceurih Kupula, Desa Pulo Tunong, Desa Mesjid Reubee dan Desa Geudong, puluhan ha lahan sawah mengering. Lalu tanah bagian lantai rumpun padi pecah-pecah.
SEORANG mahasiswa asal Medan, Muhammad Iqbal, 19, ditemukan meninggal dunia setelah hilang terseret ombak saat berenang di Pantai Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar.
KEBAKARAN lahan melanda dua gampong (desa) di Kecamatan Darul Makmur, Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh. Total lahan yang terbakar sejak sepekan terakhir seluas 12 hektare.
Dari jumlah jemaah asal Aceh kali ini (tahun 2025), 4.378 orang, sebanyak 12 di antaranya telah wafat di Arab Saudi.
Muslim, penjaga rumah Cut Meutia, mengaku telah berulang kali melaporkan kondisi kerusakan parah pada beberapa bagian bangunan Rumah Cut Meutia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved