Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
SEJAK awal tahun 2021, harga biji kakao kering di kawasan Provinsi Aceh, turun. Itu sebabnya petani tanaman bahan baku cokelat di bumi Serambi Mekkah tersebut sekarang resah.
Pasalnya penurunan harga itu telah menurunkan pendapatan para petani dan tidak sesuai lagi dengan ongkos kerja. Apalagi para pemilik kebun kakao yang harus memakai jasa pekerja atau membayar upah buruh.
Amatan Media Indonesia, Rabu (3/2), turunnya harga biji kakao itu diantaranya terjadi di Kabupaten Pidie, Bireuen, Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Tenggara dan Aceh Barat Daya. Itu adalah kawasan produktif dengan memiliki lahan kakao paling luas di Aceh.
Di Kabupaten Pidie misanya, harga biji kakao kering kwalitas bagus Rp26.000 per kg (Kilogram). Harga tersebut lebih rendah dari akhir 2020 yang mencapai 32.000 per kg.
Lalu untuk biji kakao kwalitas rendah yaitu dari sebelumnya pada Desember 2020 yang mencapai Rp28.000 per kg, kini turun menjadi Rp 25.000 per kg.
Penyuluh Relawan Kakao Aceh, Zakaria, kepada Media Indonesia, mengatakan turunnya harga biji kakao itu sangat mempengaruhi pendapatan petani. Apalagi ditengah kondisi pandemi covid-19 yang sedang mendera sendi perekonomian.
Namun Zakaria yakin, bahwa turunnya harga kakao sejak Januari 2021 bukan akibat covid-19. Menurutnya itu ada kemungkinan karena percaturan pasat.
"Ini harga yang kurang berpihak pada petani. Karena belum menggembirakan kalau dibanding dengan biaya produksi" tutur Zilfikar Yacob, tokoh tokoh petani kakau di Kabupaten Pidie. (OL-13)
Baca Juga: Petani Aceh Bersorak Harga Kakao Rp31 Ribu/Kg
Kakao (Theobrema cacao L.) tidak hanya berperan sebagai penyedia lapangan kerja dan sumber devisa negara, tetapi juga menjadi tulang punggung pendapatan ribuan petani.
Program MMSGI dinilai mendorong kemandirian ekonomi masyarakat adat Dayak Kenyah, di Desa Lung Anai Kecamatan Loa Kulu, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Kolaborasi ini membantu pelaku industri dan petani komoditas kopi dan kakao untuk memenuhi poin-poin keberlanjutan agar komoditas dapat diekspor dan diterima pasar global.
Riset yang terbatas dan transfer teknologi yang kurang optimal menyebabkan produktivitas kakao hanya mencapai sepersepuluh dari potensi maksimalnya.
Proses pascapanen pun terbilang sederhana. Petani hanya perlu menjemur biji kakao selama lima hari untuk mengurangi kadar air.
Cocoa Life menggelar workshop bertema Mendorong Lanskap Agroforestri Kakao Berkelanjutan untuk mendorong upaya perlindungan hutan dan praktik berkebun kakao berkelanjutan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved