Menunggu Asa Reaktivasi Transportasi Kereta Api di Pantura Timur Jawa Tengah

Akhmad Safuan
13/9/2024 13:42
Menunggu Asa Reaktivasi Transportasi Kereta Api di Pantura Timur Jawa Tengah
Sisa-sisa Stasiun Kereta Api Demak yang kini terbengkalai(MI/Akhmad Safuan)

REAKTIVASI jalur kereta api masih menjadi harapan bagi warga di beberapa daerah di Jawa Tengah, rencana yang sudah bertahun-tahun menghidupkan kembali transportasi massal ini seakan tenggelam di tengah pembangunan jalan tol Trans Jawa.

Cuaca jalur Pantura Timur Jawa Tengah pagi cukup cerah setelah beberapa hari hujan, jalan raya berdebu dan lalulintas tersendat cukup panjang akibat adanya perbaikan jembatan di Karangtengah, Kabupaten Demak yang tidak kunjung selesai, demikian juga pembangunan ruas jalan tol Semarang-Demak seksi 1 yang masih terus dikebut siang dan malam diharapkan baru rampung pada tahun 2025 mendatang.

Demikian direncanakan pembangunan tol selanjutnya yang menyambung Demak-Tuban (Jawa Timur) pada tahun-tahun berikutnya, lalu bagaimana dengan reaktivasi jalur kereta api Semarang-Demak-Kudus-Pati-Lasem (Rembang) sepanjang 100 kilometer, termasuk reaktivasi jalur kereta api Kendal, Demak, Ungaran, Semarang, Purwodadi (Kedungsepur) yang sudah lama direncanakan.

Baca juga : 4 Perjalanan Kereta Api di Pantura Dialihkan ke Selatan Akibat Banjir

Jalur rel kereta api Semarang-Lasem  yang pernah ada sejak tahun 1883 dan ditutup 1974 dan 1986 ini, kini masih menjadi mimpi bagi warga Jawa Tengah, reaktivasi menjadi harapan terhadap angkutan massal pernah berjaya dan menjadi tumpuan transportasi bagi warga. 

"Dulu pagi, siang dan sore kami selalu menunggu dan mendengar suara terompet kereta saat melintas," ujar Narto,65, warga Sayung, Demak.

Demikian juga jalur kereta api Kedungsepur yang masih belum sepenuhnya beroperasi juga menjadi harapan cukup besar warga untuk mengangkut orang maupun barang antar daerah tersebut, bahkan lajur rel kereta api Tuntang-Kedungjati yang sudah direvitalisasi beberapa tahun lalu tidak terfungsikan dan hanya ditumbuhi semak belukar dan nyaris rusak kembali.

Baca juga : 108 TPS Tunda Pemilu Akibat Banjir Demak

Pada kedua jalur kereta api itu, masih ada terlihat di beberapa bagian rel, termasuk bekas bangunan stasiun kereta api sebagian juga masih berdiri, namun sebagian besar kondisi cukup memprihatikan karena rusak dan tidak berpenghuni, bahkan sebagian besar telah hilang berganti fungsi menjadi pertokoan, pabrik, rumah penduduk atau hanya tersisa ranah lapang.

Wacana menghidupkan kembali transportasi massal kereta api di Pantura bagian timur Jawa Tengah telah mengemuka sejak tahun 2016 lalu, kemudian ditargetkan mulai akan digarap pada tahun 2020 namun hingga kini rencana reaktivasi kereta api yang pernah dioperasi oleh Semarang Joana Stroomtram Maatschappij (SJS) beralih ke PJKA yang kemudian berubah KAI tersebut seperti menguap.

Tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan transportasi barang dan orang, reaktivasi jalur kereta api di Pantura bagian timur Jawa Tengah ini akan diperkirakan akan mampu menghidupkan perekonomian daerah-daerah yang dilintasi karena banyak potensi yang sangat membutuhkan sarana transportasi tersebut seperti perdagangan, industeri dan pariwisata.

Baca juga : Banjir Demak, Pantura Masih Lumpuh dan Banyak Warga Terjebak Butuh Pertolongan

Jelang Hari Perhubungan Nasional (Harhubnas) ke-53 pada 17 September, keberadaan angkutan massal kereta api di jalur yang telah mati di Jawa Tengah ini menjadi asa akan kembali hadir, namun entah kapan Bahal terwujud, karena pemerintah masih berkutat membangun jalan tol di daerah-daerah yang sebelumnya telah direncanakan untuk pengaktifan kembali kereta api.

Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Tengah Sumarno mengatakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus  mendorong pemerintah pusat mereaktivasi jalur kereta api di beberapa daerah seperti jalur kereta api Semarang-Pati-Rembang dan jalur Kendal, Demak, Ungaran, Semarang, Purwodadi (Kedungsepur).

Reaktivasi jalur kereta api merupakan kewenangan pusat, lanjut Sumarno, bahkan beberapa hari lalu sudah ada kajian, sehingga diharapkan jalur kereta api kawasan Kedungsepur segera dapat diaktifkan kembali, ke depannya 35 kabupaten dan kota di Jawa Tengah dapat terintegrasi sehingga harapan warga mendapatkan sarana transportasi massal yang murah, nyaman dan aman dapat memenuhi.

"Transportasi yang lancar tentu akan mengakselerasi pergerakan ekonomi di Jateng, saat ini untuk memenuhi kebutuhan warga Pemprov Jawa Tengah telah menyediakan sebanyak tujuh rute perjalanan Bus Rapid Trans (BRT) Jateng dengan jumlah trayek yang ada tersedia armada 115 unit," kata Sumarno. (H-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya