Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
FENOMENA kematian massal ikan di keramba apung Kampung Belian, Batamkota, Batam, Kepulauan Riau, telah menarik perhatian pihak berwenang. Kepala Dinas Perikanan Kota Batam, Yudi Admajianto, menanggapi laporan ini dengan segera menurunkan tim investigasi ke lokasi kejadian.
Muhammad Dahlan, seorang nelayan keramba apung di daerah tersebut, melaporkan bahwa setiap hari sekitar 6 hingga 9 ekor ikan jenis kakap putih ditemukan mati di kerambanya. "Belum pernah terjadi seperti ini. Biasanya dalam seminggu, kematian satu ekor ikan itu hal yang wajar," katanya, Kamis (29/8).
Dahlan menduga ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kematian massal ikan ini. Selain intensitas hujan yang tinggi belakangan ini, ia juga mencium bau tidak sedap dari air laut di sekitar keramba.
Baca juga : KKP Bagi-bagiĀ 4 Ton Ikan ke Masyarakat Batam
"Kadang-kadang kalau air dangkal dari arah sana," katanya sambil menunjuk ke arah pemukiman dan kawasan industri. “Saya cium airnya memang bau sabun," tambahnya.
Menanggapi situasi ini, Yudi Admajianto menyatakan, pihaknya akan melakukan analisis menyeluruh untuk mengetahui penyebab pasti kematian massal ikan ini. Tim dari Dinas Perikanan akan mengambil sampel air dan ikan untuk diuji di laboratorium.
Sementara menunggu hasil uji laboratorium, para nelayan di kawasan tersebut diminta untuk waspada dan segera melaporkan jika terjadi kematian ikan yang tidak wajar. Pihak berwenang juga menghimbau masyarakat dan industri di sekitar area tersebut untuk lebih memperhatikan pengelolaan limbah mereka.
Baca juga : Ikan Dingkis Jadi Primadona Nelayan Batam Saat Imlek
Kasus ini telah menimbulkan keresahan di kalangan nelayan setempat. Dahlan mengaku mengalami kerugian yang cukup besar, mencapai jutaan rupiah. Ikan kakap putih yang mati memiliki bobot antara 4 hingga 5 ons, ukuran yang sudah mendekati panen optimal. "Ini sangat merugikan kami
para nelayan. Ikan-ikan ini seharusnya siap panen dalam waktu dekat," keluhnya.
Fenomena ini menjadi peringatan akan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem laut dan dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan perairan. Diharapkan, hasil investigasi dapat memberikan solusi konkret untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang, sekaligus melindungi mata pencaharian para nelayan di wilayah tersebut.
Dinas Perikanan Kota Batam berjanji akan terus memantau situasi dan memberikan informasi terbaru kepada masyarakat, terutama para nelayan yang terdampak, seiring dengan perkembangan investigasi yang sedang berlangsung. (Z-9)
kasus yang masuk saat ini sesuai dengan laporan dari rumah sakit.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved