Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
NEGARA bermartabat merupakan impian setiap bangsa di dunia ini. Hal itulah yang melatarbelakangi Prof Tutuka Ariadji, M.Sc, Ph.D menuangkan buah pikirannya ke dalam sebuah buku berjudul Negara Bermartabat dalam Konsep Politik Teknologi Berkelanjutan.
Mantan Dirjen Migas Kementerian ESDM itu berpendapat bahwa sebuah negara dapat menjadi bangsa besar besar karena kemampuan rakyatnya yang berpikir besar bagi negaranya dan dunia.
"Indonesia menjadi negara besar dan maju jika rakyatnya hidup sejahtera, bahagia, dan berkesempatan berpikir serta berbuat besar untuk negaranya dan dunia," tegas dia usai me-launching buku kajian filsafat setebal 145 halaman tersebut di ruang Candi Ratna Pura Mangkunegaran, Senin (12/8).
Baca juga : SKK Migas Gelar Supply Chain & National Capacity Summit 2024 di Jakarta
Doctor of Philosophy Petroleum Engineering-Texas A&M Univ Texas itu memaparkan tidak semua bangsa atau negara mampu mewujudkannya, termasuk Indonesia. Dia sangat prihatin bahwa saat ini begitu banyak ruang media sosial yang memuat narasi, percakapan dan perdebatan yang tidak bermoral.
Dia mengatakan perlu adanya kesadaran kolektif untuk mengubahnya dan juga konsep politik teknologi yang tepat, agar rancangan menjadi negara bermartabat bisa diwujudkan.
"Kita harus melihat kemampuan kita, SDM kita seperti apa. Kita satukan dengan teknologi yang tepat untuk bangsa dan negara. Yang tentu saja dengan memperhatikan kepentingan masyarakat dunia agar bumi bisa bertahan berkelanjutan," sergah Tutuka yang kini pengajar di almamaternya Institut Teknologi Bandung (ITB).
Tutuka menegaskan, dalam bukunya, dirinya mengetengahkan prinsip dasar bahwa Negara Bermartabat harus diawali dengan menjadi individu bermartabat. " Jadi harus dicapai dengan menyeimbangkan antara nalar, nafsu dan spiritual. Ketiganya harua seimbang. Tentunya ini dimulai dari individu bermartabat, yang diaplikasikan untuk bangsanya," ujar pakar perminyakan itu.
Karena itu, pungkas dia, sebuah negara bermartabat, sangat memerlukan pemimpin kuat, tepat serta visioner. "Semua ini bisa dicapai dari awal setiap individu bermartabat," ujarnya. (N-2)
EMPAT pulau yang sebelumnya berada dalam wilayah Provinsi Aceh dan kini masuk Provinsi Sumatera Utara (Sumut), disebut mempunyai kandungan minyak dan gas (migas)
POLEMIK empat pulau kecil yang semula masuk wilayah Provinsi Aceh namun kini menjadi bagian Provinsi Sumatera Utara dinilai sarat muatan politik.
Upaya PT Pertamina Hulu Energi (PHE) yang agresif melakukan eksplorasi sumur migas diapresiasi. Itu bisa menjadi bekal ketahanan energi nasional.
MedcoEnergi memperkuat posisinya sebagai pemain kunci dalam transisi energi di kawasan Asia Tenggara melalui pengembangan portofolio yang terdiversifikasi.
Direktur Utama LBU, Harris Susanto, mengatakan perjalanan LBU bukan tanpa tantangan, terutama dalam mengubah persepsi industri terhadap kemampuan penyedia lokal.
PT PLN menegaskan komitmennya dalam mendukung ketahanan energi nasional melalui pemanfaatan gas domestik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved