Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
PERSOALAN limbah plastik mengancam perairan Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT. Indonesian Waste Platform (IWP), lembaga non-pemerintah yang fokus pada penanganan sampah mencatat, setiap hari ada 20 ribu sampah plastik es yang mencemari laut Labuan Bajo.
Itu diketahui setelah IWP melakukan studi yang didanai oleh Food and Agriculture Organization (FAO) atau organisasi khusus bentukan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di tahun 2021.
"Hasil studi kami memberikan salah satu teori baru bahwa alat tangkap yang berbahaya di Labuan Bajo karena masuknya plastik es. Lebih dari 20 ribu pieces mencemari laut Labuan Bajo setiap hari," kata Martha Muslin Tulis, Koordinator Nasional IWP saat acara peresmian gedung Pusat Pembelajaran Lingkungan, di Labuan Bajo, beberapa waktu lalu.
Baca juga : Batal Peroleh Sertifikat Tanah, Warga Desa Batu Cermin Kecewa
Fakta itu di luar dugaan karena selama ini plastik es dianggap tidak terlalu berkontribusi terhadap pencemaran lingkungan khususnya di perairan Labuan Bajo.
"Selama ini kami pikir hanya alat pancing, jaring dan lain-lain. Ternyata di tempat-tempat terpencil plastik es itu juga salah satu masalah besar, dan jumlahnya besar sekali. Hasil studi kami tahun 2021 ada 20 ribu lebih (plastik es) yang masuk ke laut Labuan Bajo Manggarai Barat setiap hari," ungkapnya.
Lanjut Martha, data juga menunjukkan Indonesia sebagai negara penyumbang polutan plastik di perairan. Pada 2018, pemerintah berkomitmen mengurangi 70% sampah plastik di laut pada 2025.
Baca juga : Jelajah Keindahan Labuan Bajo
Mulai dari pengumpulan, pemrosesan, daur ulang, dan pemanfaatan kembali limbah padat, yang dilaksanakan melalui Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut.
Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut juga dilakukan IWP di Labuan Bajo sebagai upaya memerangi sampah dan menciptakan destinasi super prioritas itu bebas dari sampah.
"Semua tempat yang kami IWP intervensi melakukan daur ulang lebih dari 50%, melewati target Nasional. Hampir semua sampah yang kami kumpulkan dikirim ke Surabaya," ungkapnya.(N-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved