Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KESULITAN akses pelayanan kesehatan kembali menjadi sorotan di tengah masyarakat, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah pegunungan. Isna Lia, 20, seorang warga Kampung Hepang, Desa Nenbura, Kecamatan Doreng, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), menjadi contoh nyata dari kesulitan tersebut.
Meski berbagai keluhan sudah disampaikan kepada pemerintah daerah, perbaikan akses kerap tidak juga terwujud. Padahal, dengan kondisi itu dapat berarti banyak nyawa terus terancam. Misalnya, itu terjadi ketika ada warga yang membutuhkan pertolongan medis darurat, termasuk ketika akan melahirkan.
Isna Lia, yang baru saja melahirkan dengan usia kandungan 6 bulan, harus menghadapi situasi genting. Tanpa akses yang memadai, ia harus ditandu oleh warga setempat menuju puskesmas setelah melahirkan di rumahnya sendiri. Sayangnya, bayi yang dilahirkan Isna tidak berhasil bertahan.
Baca juga : Ibu Hamil Rujukan Puskesmas Ritaebang Melahirkan di Kapal
Berbeda dengan akses pelayanan kesehatan yang lebih mudah diperoleh oleh sebagian besar ibu hamil melalui mobil puskesmas Keliling yang dijemput langsung di rumah, Isna harus menempuh perjalanan sulit yang memakan waktu.
Perjalanan panjang dimulai dengan menggunakan tandu improvisasi dari bambu dan kain sarung oleh warga setempat. Meskipun jarak yang ditempuh hanya 2 kilometer, perjalanan tersebut memakan waktu hingga 2 jam karena kondisi jalan yang rusak parah, berbatu, dan licin, terutama di musim hujan seperti ini.
Namun, berkat ketabahan dan kegigihan para warga, Isna akhirnya tiba di lokasi yang dapat dijangkau oleh mobil ambulans. Dari sana, ia dibawa ke Puskesmas Habibola, yang juga berjarak cukup jauh. Setelah dilakukan observasi, kondisi kesehatan Isna dinilai cukup stabil sehingga dapat ditangani di puskesmas tersebut.
Kisah perjuangan Isna Lia menjadi cerminan dari ketidaksetaraan akses kesehatan yang masih dihadapi oleh sebagian masyarakat di daerah terpencil. Warga berharap pemerintah dapat memberikan perhatian lebih dalam memperbaiki infrastruktur dan meningkatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah-wilayah yang membutuhkan, sehingga tragedi serupa dapat diminimalisasi di masa mendatang. (Z-2)
Pemerintah Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, menggelar pelatihan pengelolaan sampah
MATERIAL vulkanis yang terus-menerus keluar dari Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, mengganggu aktivitas penerbangan di Bandara Wunopito, Kota Lewoleba.
Jelajahi Manta Point Labuan Bajo, spot menyelam terbaik untuk bertemu pari manta. Temukan tips, lokasi, dan pengalaman seru di sini!
ERUPSI Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 18 Juni 2025 memengaruhi sejumlah aktivitas penerbangan di wilayah timur Indonesia.
Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, NTT, erupsi lima kali pada Selasa malam (17/6) dengan tinggi letusan mencapai 5.000 meter.
Cross Border Fest bukan sekadar hiburan dan musik, tapi juga perayaan identitas, menyatukan dua budaya dalam semangat persatuan dan keberagaman.
Kematian tragis ibu hamil Maria Yunita dan bayinya di Kabupaten Sikka, NTT, memicu kecaman keras dari masyarakat dan organisasi masyarakat sipil di wilayah tersebut.
Pemerintah Daerah Kabupaten Sikka mendukung penuh pelaksanaan Festival Maumerelogia 5 yang akan berlangsung pada 15-24 Mei 2025.
Sebanyak empat orang yang diduga sebagai aktor intelektual di balik kasus Hak Guna Usaha (HGU) Tanah Nangahale di Kecamatan Talibura, Kabupaen Sikka, dilaporkan ke Polda NTT.
SEJAK tanggal 25 Januari 2025 hingga hari ini, publik masih dikejutkan oleh drama tanah HGU Nangahale di Maumere, Kabupaten Sikka-Flores.
Gempa dan tsunami yang pernah melanda Teluk Maumere, Kabupaten Sikka pada 12 Desember 1992 silam masih menyisakan jejak geologi yang patut menjadi pembelajaran.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved