Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
Pemerintah memastikan akan mendukung pemenuhan pasokan gas bumi kepada PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) dengan liquified natural gas (LNG) menyusul terjadinya defisit gas di Sumatera Tengah, Selatan, dan Jawa Bagian Barat.
Dalam pernyataannya kepada wartawan di Jakarta, akhir pekan lalu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyatakan, pemerintah bakal menambah 11 kargo LNG kepada PGN pada awal tahun ini. “Defisit gas itu juga urusan pemerintah, karena permintaan listriknya nambah,” ujarnya.
Rencananya pasokan 11 kargo LNG kepada PGN itu berasal dari kilang LNG di lapangan gas Tangguh, Teluk Bintuni, Papua Barat.
Baca juga : Proyek LNG 2 Arktik Kena Sanksi AS, Rusia Meradang
Arifin mengungkapkan, susutnya pengiriman gas PGN kepada industri di wilayah Barat itu disebabkan karena penurunan angkut gas dari sejumlah lapangan migas di Sumatra Selatan. Misalnya penurunan pasokan gas bumi dari Blok Corridor, Sumatra Selatan.
Pada awal 2024, Blok Corridor hanya mampu menyalurkan gas sekitar 440 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd) kepada PGN. Jumlah realisasi penyaluran gas bumi dari blok Corrindor pada 2024 turun dibandingkan 2022 dan 2023 yang masih mencapai 850 MMscfd.
“Ada defisit pasokan dari wilayah Barat, makanya kita lagi mempercepat ini pipa Cirebon-Semarang,” ungkap Arifin.
Baca juga : Ini Aspek Trilema Energi yang Harus Dipenuhi untuk Hadapi Tantangan Industri Migas
Kementerian ESDM menyampaikan bahwa terjadinya penurunan pasokan gas pipa ini merupakan dampak dari terus berkurangnya produksi gas dari sumur-sumur existing yang memang sudah tua.
Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat mengatakan, pihaknya akan memenuhi pasokan gas kepada para pelanggan dengan LNG. Ia memperkirakan khusus untuk pelanggan di tiga wilayah tersebut di atas selama periode 2024-2034, tambahan pasokan gas hasil regasifikasi LNG yang dibutuhkan sekitar 73 billion british thermal unit per day (BBtud) - 355 BBtud.
Perkiraan itu tersebut setara dengan 12% sampai 54% dari keseluruhan pasokan gas untuk permintaan pelanggan PGN di Sumatera Tengah, Sumatera Selatan, dan Jawa bagian barat.
“Kami harap pelanggan bisa memahami dengan situasi yang terus berkembang ini. Ke depan, pemenuhan pasokan gas akan lebih banyak mengandalkan LNG mengingat sumber-sumber gas di dalam negeri juga berada di area yang hanya bisa menggunakan fasilitas LNG,” kata Rachmat, kemarin.(Ant/M-3)
Potensi pasokan gas di Indonesia secara nasional masih mencukupi, namun distribusinya terkendala oleh ketidaksesuaian lokasi antara produksi dan konsumsi.
PEMERINTAH Indonesia tengah memacu transformasi ekonomi nasional melalui penguatan sektor pangan dan energi domestik.
PT Pertamina (Persero) memperkenalkan inovasi digital terbaru dalam pengelolaan perizinan melalui penerapan berbasis teknologi geospasial ArcGIS.
Dilakukan penambahan dua titik operasional baru, tepatnya di Integrated Terminal Panjang, Provinsi Lampung dan Fuel Terminal Tanjung Pandan, Kepulauan Bangka Belitung.
PT Perusahaan Gas Negara (PGN) menyelenggarakan program Pelatihan Teknisi Konversi dan Pemeliharaan Kendaraan Bahan Bakar Gas (BBG).
PT Mitra Murni Perkasa (MMP), anak usaha MMS Solution dan bagian dari MMS Group Indonesia (MMSGI), resmi memasuki tahap Power On untuk smelter nikel matte high grade.
WAKIL Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot mengungkapkan pemerintah Indonesia tengah mengkaji tawaran impor minyak mentah dan gas alam cair (LNG) dari Rusia.
Penggunaan LNG sebagai substitusi solar sangat vital lantaran selain memperkuat ketahanan energi nasional, juga signifikan menurunkan impor BBM.
Bahlil menyampaikan, berdasarkan perbincangannya dengan Presiden Prabowo Subianto, belum ada pembicaraan soal mengimpor LNG dari Amerika Serikat.
Defisit pasokan gas terutama di Sumatra bagian selatan hingga Jawa Barat sudah terjadi sejak tahun ini, yakni sebesar 177 juta kaki kubik standar per hari (MMscfd).
Berdasarkan informasi yang dihimpun, dia adalah mantan Business Development Manager Pertamina Edwin Irwanto Widjaja.
Tessa juga menyebut penyidik mendalami cara pikir Pertamina dalam pengadaan LNG yang berujung kerugian ini. Informasi itu diulik dengan memeriksa mantan VP SPBD Pertamina Ginanjar (G).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved