Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
RUSIA menyatakan bahwa sanksi Amerika Serikat yang dikenakan terhadap proyek gas alam cair LNG 2 Arktik telah melemahkan keamanan energi global.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia mengecam tindakan Washington yang tidak dapat diterima itu, dalam menekan pasokan LNG 2 Arktik yang sangat besar.
Sanksi tersebut hanyalah tindakan terbaru yang diterapkan ketika Barat berupaya membatasi kemampuan finansial Moskow untuk berperang di Ukraina.
Baca juga : Rusia dan Iran Tinggalkan Dolar AS
Pernyataan tersebut muncul setelah Washington mengumumkan sanksi terhadap pabrik gas alam cair baru yang sedang dikembangkan di Semenanjung Gydan di Arktik bulan lalu.
“Kami menganggap tindakan seperti itu tidak dapat diterima, terutama terkait dengan proyek komersial internasional besar seperti LNG Arktik 2, yang mempengaruhi keseimbangan energi banyak negara,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova.
Baca juga : Jerman Sita Aset Rusia Rp12 Triliun
“Situasi di sekitar LNG 2 Arktik sekali lagi menegaskan peran destruktif yang dimainkan oleh Washington terhadap keamanan ekonomi global, yang menyatakan perlunya menjaga keamanan ini tetapi pada kenyataannya, dengan mengejar kepentingan egoisnya sendiri, ia mencoba untuk menyingkirkan pesaing dan menghancurkan keamanan energi global," katanya.
Untuk diketahui, Rusia adalah produsen LNG laut terbesar keempat setelah Amerika Serikat, Qatar, dan Australia.
Sedangkan, proyek LNG Arktik 2 adalah elemen kunci dalam upaya Rusia untuk meningkatkan pangsa pasar globalnya menjadi seperlima pada tahun 2030-2035 dari 8% saat ini.
Namun, sanksi tersebut membuat mitra dari Tiongkok, Jepang dan Perancis yang memegang 40% proyek tersebut menangguhkan partisipasinya pada minggu lalu.
Pengembang proyek Novatek juga terpaksa menyatakan force majeure atas pasokan LNG dari proyek yang dijadwalkan mulai berproduksi pada awal 2024.
Negara-negara Barat, yang berupaya melumpuhkan kekuatan militer Moskow, telah menerapkan sanksi luas terhadap perusahaan-perusahaan dan individu-individu Rusia menyusul keputusan Kremlin untuk mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina pada Februari tahun lalu.
Namun, Rusia menegaskan bahwa Eropa telah terkena dampak yang lebih parah akibat sanksi tersebut karena kenaikan harga energi, sementara Rusia juga berhasil dengan cepat menemukan pasar baru di Asia.
"Hampir seluruh ekspor minyak Rusia tahun ini telah dikirim ke Tiongkok dan India," kata Wakil Perdana Menteri Alexander Novak.
Rusia berharap pendapatan dari pelanggan energi Asia dapat terus membantu mendorong invasi mereka, seiring dengan upaya Ukraina untuk mengakses dana dan senjata dari mitra Barat. (Aljazeera/Z-4)
Militer AS mengumumkan pemimpin senior ISIS Dhiya’ Zawba Muslih al-Hardani dan kedua putranya tewas dalam serangan di Suriah.
Prancis jadi negara berkekuatan besar pertama di Eropa yang menyatakan secara terbuka niatnya mengakui Palestina.
AS menuduh Hamas tidak menunjukkan keseriusan dalam merespons proposal gencatan senjata yang telah dibahas selama lebih dari dua pekan.
Skema kerja sama merupakan bagian dari kesepakatan tarif timbal balik antara kedua negara.
PEMERINTAH Indonesia dan Amerika Serikat telah sepakat untuk menyusun protokol keamanan dalam menjaga data pribadi warga negara Indonesia (WNI)
Hingga kini Amerika Serikat belum memiliki undang-undang perlindungan data pribadi yang setara dengan regulasi Indonesia.
WAKIL Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot mengungkapkan pemerintah Indonesia tengah mengkaji tawaran impor minyak mentah dan gas alam cair (LNG) dari Rusia.
Penggunaan LNG sebagai substitusi solar sangat vital lantaran selain memperkuat ketahanan energi nasional, juga signifikan menurunkan impor BBM.
Bahlil menyampaikan, berdasarkan perbincangannya dengan Presiden Prabowo Subianto, belum ada pembicaraan soal mengimpor LNG dari Amerika Serikat.
Defisit pasokan gas terutama di Sumatra bagian selatan hingga Jawa Barat sudah terjadi sejak tahun ini, yakni sebesar 177 juta kaki kubik standar per hari (MMscfd).
Berdasarkan informasi yang dihimpun, dia adalah mantan Business Development Manager Pertamina Edwin Irwanto Widjaja.
Tessa juga menyebut penyidik mendalami cara pikir Pertamina dalam pengadaan LNG yang berujung kerugian ini. Informasi itu diulik dengan memeriksa mantan VP SPBD Pertamina Ginanjar (G).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved