Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
GENCARNYA pembagian bantuan sosial (bansos) berupa bahan pangan dari pemerintah pada masyarakat memicu kenaikan harga sejumlah komoditas seperti telur dan beras di Purwokerto, Jawa Tengah dalam sepekan terakhir. Besarnya kenaikan rata-rata mencapai Rp3.000 per kilogram untuk telur dan Rp1.000 per kilogram untuk beras.
Pantauan di sejumlah pasar tradisional Purwokerto pada Selasa (30/1), harga telur yang semula di kisaran Rp 24 ribu - 24 ribu per kilogram, dalam tiga hari naik di kisaran Rp27 ribu-Rp28 ribu per kilogram. Sedangkan harga beras medium yang pada pekan lalu di kisaran Rp 15ribu per kilogram, kini naik menjadi Rp16 ribu per kg.
"Kemungkinan karena ada pembagian bansos belakangan ini, terutama beras, sehingga membuat harga beras juga naik," ujar Yudi,40, salah seorang pedagang beras di daerah Purwokerto.
Baca juga : Koordinasi ke Kemensos, Bawaslu Telusuri Bansos Berstiker Prabowo-Gibran
Eka Candra,50, salah seorang pedagang beras di Pasar Wage Purwokerto, menduga, kenaikan harga beras juga dipicu kondisi cuaca yang tidak menentu, sehingga panen padi di tingkat petani berkurang. Soalnya, belakangan ia mengaku agak kesulitan mendapatkan pasokan beras, dan harga dari pemasoknya memang sudah naik.
"Kenaikan harga beras sebenarnya sudah terjadi sejak awal tahun secara bertahap. Namun dalam sepekan ini naik lagi rata-rata Rp1.000 per kilogram. Jadi yang semula Rp15 ribu per kg, sekarang naik menjadi Rp16 ribu per kg, itu kualitas yang biasa,"kata dia.
Baca juga : Inflasi Pangan Bergejolak, Menkeu: Fokus Pemerintah Jaga Daya Beli
Suti,52, salah seorang warga Purwosari, Kecamatan Purwokerto Utara, mengaku membeli telur dengan harga Rp 28 ribu per kg di Pasar Cermai Purwosari pada Selasa (30/1). Padahal dua hari sebelumnya, harga telur masih ia dapatkan dengan harga Rp 25 ribu per kg di tempat yang sama, pada pedagang yang sama pula.
Anto,30, salah seorang pedagang sembako di Pasar Wage mengaku masih menjual telur dengan harga Rp 27 ribu per kg. Harga tersebut naik dari tiga hari sebelumnya yang masih di kisaran Rp 24 ribu- 25 ribu per kg.
Di sisi lain, Winarsir,49, warga Kecamata Purwokerto Selatan mengaku senang karena pada hari ini, Selasa (30/1) mendapatkan bantuan pangan berupa beras dari pemerintah sebanyak 10 kilogram. Padahal sebelumnya, meski dalam kondisi miskin, ia tidak pernah menerima bantuan apapun.
"Saya sangat senang dan bersyukur karena mendapat bantuan beras yang dibagikan hari ini, Selasa (30/1),"ujar Winarsih. (Z-4)
Rencana pemberian bantuan pangan tersebut merupakan instruksi dari bupati.
Presiden Jokowi telah menyetujui untuk melanjutkan pemberian bantuan pangan beras 10 kg per bulan bagi 22 juta lebih Kelompok Penerima Manfaat (KPM). Meski tidak akan sampai Desember 2024.
Bantuan diberikan untuk mengurangi beban keluarga miskin, mengentaskan kemiskinan, menanggulangi kekurangan pangan dan gizi, serta menurunkan angka stunting.
Di Kota Sukabumi terdapat sebanyak 26.244 keluarga penerima manfaat (KPM) yang mendapatkan bantuan tersebut
Bantuan beras pemerintah yang digulirkan bagi KPM tentu sangat membantu di tengah kondisi beras yang langka dan harga yang mahal
Mereka rela mengantri sambil hujan-hujanan sejak pagi untuk mendapatkan jatah beras gratis sebanyak 10 kilogram
Pemerintah resmi mengubah klasifikasi penjualan beras dari sebelumnya berdasarkan kualitas (medium dan premium) menjadi dua kategori baru.
Total proyeksi produksi beras sampai Agustus dapat mencapai 24,96 juta ton, sementara total konsumsi beras Januari-Agustus membutuhkan 20,66 juta ton.
Inspeksi bersama KPPU Kanwil I Medan, Disperindag Sumut dan Bulog menemukan produsen beras premium berhenti beroperasi akibat ketiadaan bahan baku.
Hingga saat ini tidak ditemukan indikasi beras oplosan di wilayah Kabupaten Brebes, dan kondisi tersebut akan terus dijaga.
Petugas gabungan Satgas Pangan di sejumlah daerah di Jawa Tengah terlihat turun dan mendatangi pasar tradisional dan langsung melakukan pengecekan para pedagang dan distributor beras.
kenaikan harga gabah dan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras premium yang tidak berubah mendorong pihak-pihak tertentu untuk melakukan pengoplosan beras
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved