Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Guru Besar UGM Tegaskan Sub PIN Polio Aman dan Wajib Dilakukan

Ardi Teristi Hardi
17/1/2024 20:15
Guru Besar UGM Tegaskan Sub PIN Polio Aman dan Wajib Dilakukan
Petugas kesehatan melaksanakan pemberian Sub PIN Polio, di Semarang, Jawa Tengah, 15 Januari 2024.(Dok. Antara)

GURU Besar Bidang Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) UGM, Mei Neni Sitaresmi, mengatakan imunisasi Sub PIN Polio adalah vaksin yang diproduksi khusus untuk menangani kondisi Kejadian Luar Biasa (KLB) polio yang saat ini terjadi di beberapa daerah. Jenis yang digunakan yaitu novel oral polio vaccine type 2 (nOPV2). Vaksin ini diberikan dengan cara diteteskan ke mulut, sangat ringan dan aman.

“Karenanya kita menganjurkan masyarakat yang menjadi sasaran Sub PIN untuk mengikuti kegiatan tersebut. Meski begitu vaksinasi rutin tetap harus dilakukan sesuai jadwal karena vaksinasi Sub PIN ini tidak mengganggu vaksinasi rutin lainnya,” kata Mei, Rabu, (17/1).

Mei mengatakan Indonesia sebetulnya sudah mendapatkan sertifikasi bebas polio pada tahun 2014. Namun, sejak tahun lalu muncul kasus polio di beberapa daerah. Salah satunya yang terjadi belum lama ini di Klaten, Jawa Tengah. Ada seorang anak berusia 6 tahun, tepatnya di Manisrenggo, Klaten, didiagnosa menderita polio.

“Kabar ini bagaikan mimpi buruk menjelang pergantian tahun baru. Karena Yogyakarta selama ini status kesehatannya cukup bagus,” ujarnya dalam siaran pers dari Humas UGM, Rabu (17/1).

Baca juga: Target Sub PIN Polio Capai 95 Persen di Tiap Putaran

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1501 tahun 2010 terdapat 17 penyakit menular tertentu yang dapat menimbulkan wabah. Jika di suatu daerah ditemukan salah satu dari penyakit-penyakit menular tersebut yang sebelumnya tidak ada, maka penemuan tersebut dapat menjadi dasar ditetapkannya KLB. Polio adalah salah satunya.

Pemerintah menyikapi penetapan KLB ini dengan melakukan outbreak response immunization (ORI), yaitu pemberian imunisasi polio massal kepada seluruh kelompok rentan. Kegiatan sub pekan imunisasi nasional (Sub PIN) ini akan dilakukan di Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur dan Kabupaten Sleman hingga dua putaran. Putaran pertama dimulai 15 Januari 2024, sedangkan putaran kedua mulai 19 Februari 2024.

Penyebab dan Kefatalan Polio

Penyakit Polio disebabkan oleh virus polio.Ada tiga jenis folio yang terkait dengan vaksin ada polio 1, polio 2 dan polio 3. Polio menyerang melalui saluran pencernakan, masuk ke usus akan replikasi, sebagian besar tanpa gejala tetapi menularkan,

Munculnya KLB polio saat ini tidak hanya menjadi perhatian Indonesia, tetapi juga menjadi masalah dunia. Penularan bisa melalui makanan, cairan, mulut, lewat pembuangan air besar yang langsung ke sungai tanpa penampungan.

Baca juga: Cakupan Imunisasi Sub PIN Polio Hari Kedua 27,1 Persen

Ketika ditemukan satu anak yang terkonfirmasi polio, bisa jadi ada 100 anak di sekitarnya yang tertular namun tidak bergejala. Meski tidak menimbulkan gejala, mereka tetap bisa menularkan virus polio ke anak lainnya.

Jika polio menimbulkan gejala, terangnya, anak tersebut akan mengalami gejala antara lain demam, nyeri pada sendi, sakit kepala, mual dan muntah. Polio banyak menyerang anak di bawah lima tahun tetapi bisa juga menyerang anak di atas lima tahun jika riwayat imunisasinya tidak lengkap.

“Untuk orang dewasa secara teori bisa terjadi. Namun hal tersebut sangat jarang karena pada orang dewasa daya tahan telah terbentuk untuk melawan virus polio,” paparnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan polio ini dapat menyebabkan kelumpuhan. Kelumpuhan karena polio ini bersifat permanen. Artinya kelumpuhan akibat polio ini tidak bisa diobati dan hal yang bisa dilakukan adalah fisioterapi untuk mengurangi efek kelumpuhan guna mencegah badan yang cenderung mengecil.

“Pada beberapa kasus polio juga bisa mengakibatkan kejang-kejang bahkan meninggal dunia,” tuturnya.

Karena polio tidak bisa diobati, menurut Mei Neni Sitaresmi, pencegahan menjadi mutlak untuk dilakukan. Beberapa langkah pencegahan yang mesti dilakukan secara komprehensif. Utamanya melakukan vaksinasi secara lengkap untuk menguatkan daya tahan tubuh anak.

(Z-9)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya