Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PERJUANGAN Ratu Kalinyamat mengusir kekuatan imperialisme yang akan menguasai negeri lain, sekaligus meluruskan sejarah menarik perhatian ratusan mahasiswa dan warga di dalam dialog Nongkrong Tobat Spesial di Santrendelik, Gunungpati, Kota Semarang.
Ratu Kalinyamat telah dinobatkan menjadi pahlawan nasional, namun masih banyak versi cerita yang berkembang di berbagai pelosok negeri terutama di luar Kabupaten Jepara. Para ahli sejarah seperti Peneliti yang juga Wakil Dekan Akademik dan Mahasiswa FIB Undip Semarang Alamsyah, Dosen Jurusan Seni Rupa Unnes Eko Haryanto serta Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat membedah melalui dialog Nongkrong Tobat Spesial di Santrendelik, Gunungpati, Kota Semarang, Kamis (16/22) malam.
Diskusi mengupas tuntas Ratu Kalinyamat sesuai sejarah menarik perhatian ratusan mahasiswa di Jawa Tengah. Keseruan itu berlangsung hingga dini hari. "Saya datang karena tertarik dan ingin mengetahui cerita sebenarnya Ratu Kalinyamat itu," ujar Yono, seorang budayawan yang juga pemain kesenian ketoprak di Semarang.
Baca juga: Kepahlawanan Ratu Kalinyamat Dorong Perempuan untuk Bangkit
Yono mengatakan banyak cerita tentang Ratu Kalinyamat. Tidak hanya dongeng pengantar tidur, juga dilakonkan dalam kesenian ketoprak dengan berbagai versi.
Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat juga Pemrakarsa membuka kebenaran sejarah Ratu Kalinyamat menceritakan ketertarikan terhadap tokoh perempuan pemberani asal Jepara tersebut sejak tahun 2013, berseliweran dan ragam cerita tentang kepahlawanan menjadikan semangat untuk membuka tabir kebenaran sejarah itu.
Baca juga: Presiden Jokowi Anugerahi Gelar Pahlawan kepada 6 Tokoh
Sebelum ditetapkan menjadi pahlawan nasional, pengusulan telah dua kali ditolak. Lestari Moerdijat mengundang akademisi dan peneliti untuk kembali menggali sejarah dengan mengumpulkan bukti-bukti otentik hingga keluar negeri (Portugis), sebelumnya kembali untuk ketiga kalinya diusulkan.
Awalnya Ratu Kalinyamat hanya dianggap mitos, ungkap Lestari Moerdijat, namun pada kenyataannya ada beberapa bukti seperti makam dan peninggalan termasuk Masjid Mantingan, itupun belum cukup membuktikan apapun hinggapara sejarawan dari beberapa perguruan tinggi termasuk penulis bekerja keras untuk membuka tabir kebenaran.
Bahkan lebih menyakitkan sebagai perempuan, lanjut Lestari Moerdijat, banyak cerita berkembang tentang Ratu Kalinyamat di luar Jepara dengan stigma negatif. Secara bertahap kebenaran sejarah dapat terbuka termasuk didapatkan bukti otentik berasal dari Portugis tentang keberadaan perempuan pemberani Jepara ini.
"Tidak mudah mengusulkan kembali Ratu Kalinyamat menjadi pahlawan nasional, tim peneliti juga menghadapi ujian dari penguji dengan melampirkan seluruh bukti yang ada," kata Lestari Moerdijat.
Kebangkitan perempuan tidak hanya kejuangan, demikian Lestari Moerdijat, tetapi juga mempunyai kemampuan lidersif dan ini terbukti terhadap Ratu Kalinyamat sehingga dipercaya oleh para sultan di sekitarnya yang meminta bantuan pasukan untuk mengusir kaum imperialis. "Bagaimana seorang perempuan tersebut tampil membawa kejayaan maritim, itu juga sejalan dengan bangsa Indonesia yang merupakan negara maritim," imbuhnya.
Menjadi pekerjaan rumah saat ini, menurut Lestari Moerdijat, adalah melakukan sosialisasi untuk meluruskan kebenaran dengan hilangnya stikma negatif yang telah berkembang, sehingga rakyat Indonesia dapat betul-betul memahami dan juga tahu sejarah pahlawan secara benar.
Sementara itu Alamsyah membeberkan proses penelitian yang telah dilakukan bersama ahli sejarah dari berbagai perguruan tinggi baik dalam maupun luar negeri, bahwa kebenaran tentang perjuangan Ratu Kalinyamat mengusir kaum imperialis dengan mengerahkan puluhan ribu pasukan baik ke Malaka maupun Ambon.
"Awalnya cukup berat, tetapi tim peneliti bersama beberapa Yayasan Dharma Bakti Lestari, Yayasan Lembayung Kalinyamatan, Pusat Studi Ratu Kalinyamat Unisnu Jepara dan Fakultas Ilmu Budaya Undip akhirnya dapat mengurai dan mengumpulkan bukti otentik akan kebenaran kepahlawanan Ratu Kalinyamat tersebut," ujar Alamsyah.
Peneliti Eko Haryanto merupakan dosen jurusan seni rupa Unnes mencari jalan sedikit memutar dalam penelitiannya, karena ukiran ditemukan baik di Masjid Mantingan maupun makam tampak berbeda dengan ukiran Islam pada umumnya, namun dari bentuk serta penanggalan yang ada secara pelan dapat terkuak membuktikan sejarah Ratu Kalinyamat pada masa itu. (Z-3)
Nilai-nilai sportivitas dalam olahraga, ujar Rerie, sapaan akrab Lestari, harus benar-benar ditanamkan baik bagi para atlet maupun penggemarnya.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi memprediksi akan ada 123,8 juta orang yang melakukan pergerakan di masa mudik pada Lebaran 2023 ini.
Wakil Ketua MPR, Lestari Moerdijat mengatakan momen lebaran dan mudik harus menjadi salah satu momentum untuk mneingkatkan rasa persatuan dan persaidaraan antar anak bangsa.
PEMIMPIN yang mampu mengayomi masyarakat sangat dibutuhkan dalam menghadapi berbagai tantangan yang terjadi sebagai dampak perubahan di berbagai sektor kehidupan.
"Saya kira Pemprov DKI Jakarta sudah memiliki sejumlah rencana perbaikan strategi berdasarkan pengalaman melakukan beberapa kali transisi PSBB," ujar Rerie
MASALAH pencemaran udara merupakan tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat. Pelibatan publik diperlukan agar kebijakan strategis yang dicanangkan dapat
Raden Ajeng Kartini, seorang Pahlawan Nasional Indonesia, memperjuangkan hak pendidikan, kesetaraan gender, dan hak-hak perempuan di masa penjajahan Belanda.
Salah satu cara untuk memperingati hari Kartini, pejuang emansipasi wanita ini, adalah dengan menulis puisi yang menginspirasi tentang Kartini.
Tak hanya baju merah putih, untuk menggambarkan keberagaman budaya Indonesia, banyak orang memakai baju adat dari beragam wilayah di Indonesia untuk perayaan 17 Agustus
Pemerintah daerah selalu mengupayakan tokoh yang memiliki peran besar saat masa perjuangan bisa diusulkan menjadi pahlawan nasional
KH Abbas Abdul Jamil layak menyandang pahlawan nasional berkat jasa-jasanya dalam melawan penjajah.
Filosofinya, bukan sebatas mengobati pasien, melainkan membuat masyarakat hidup sehat, sejahtera, dan bahagia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved