Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PEMERINTAH Pusat kembali memberikan bantuan penanganan kekeringan ekstrem dan penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) melalui teknik modifikasi cuaca (TMC) atau hujan buatan di Sumatra Selatan. Langkah itu melihat adanya potensi awan penghujan di Sumsel.
Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan, 1 Oktober ini pesawat untuk TMC tiba di Palembang. Pesawat tersebut akan langsung menyemaikan bibit garam di atas awan tersebut sebagai upaya mengintensifkan hujan buatan.
"Sekarang banyak daerah sudah kering, sehingga sangat mudah terjadi karhutla. Hari ini pesawat TMC datang, dan mudah-mudahan bibit awan penghujannya banyak sehingga TMC bisa dilakukan maksimal," kata Herman Deru, Minggu (1/10).
Baca juga: TMC di Kalimantan Selatan Terkendala Angin
Ia mengatakan, di Sumsel ini utamanya di OKI sudah 72 hari tanpa hujan. Semua kanal dan sungai hampir kering, sehingga tim pemadam karhutla kesulitan memadamkan api.
"Kita maksimalkan 5 helikopter water bombing yang ada saat ini. Setiap hari memadamkan karhutla, terutama di Desa Jungkal, Pampangan, OKI. Karena saat ini daerah tersebut terbakar hebat, sementara disana adalah lahan gambut yang sulit dipadamkan," jelasnya.
Baca juga: Pemadam Sumatra Selatan Dapat Bantuan Nozzle Gambut Guna Atasi Karhutla
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumatra Selatan, M Iqbal Alisyahbana mengatakan TMC akan dilakukan selama satu minggu kedepan. "Dari hasil koordinasi dengan BMKG, potensi awan penghujan masih termonitor ada di Sumsel, sehingga TMC bisa dilakukan," jelasnya.
Ia menyebutkan TMC menjadi salah satu upaya besar untuk mengatasi kekeringan dan menekan karhutla makin meluas. Selain TMC, pemadaman lewat udara juga dimaksimalkan. "Sekarang fokus kita memang ke OKI, karena lahan gambut banyak terbakar disana. Tim pemadam dari darat sudah ekstra bekerja siang malam, dan waterboombing juga sudah digerakkan terus," kata Iqbal.
Penguatan satgas, berupa penambahan personil juga sudah dilakukan. "Kita akan melakukan penguatan satgas, kedepan akan dibentuk satgas gabungan yang menyanggah 4 kabupaten kota rawan karhutla, yakni di OKI, Ogan Ilir, Banyuasin, dan Palembang," jelas Iqbal.
Di OKI, kata dia, sudah mulai merambah kubah gambut. "Tim udara sudah dikerahkan ke Desa Jungkal, dengan target pemadaman di kubah gambut. Karena dari kebakaran lahan disana yang menyebabkan asap menuju ke Palembang," ungkap Iqbal.
Iqbal juga mengungkapkan, sumber air sudah susah didapatkan yang menghambat jalannya proses pemadaman karhutla. Jarak kebakaran lahan pun cukup sulit diakses tim pemadam karhutla di darat.
Material berupa ranting atau pohon kering cukup banyak dan cuaca panas, sehingga kebakaran lebih mudah meluas. Faktor paling besar adalah angin yang kencang," pungkasnya. (Z-3)
Warga eks Timor Timur Terdampak Kekeringan
Dampak kemarau panjang menimbulkan kekhawatiran terhadap krisis pangan
Masa tanggap darurat bencana kekeringan di Majalengka akan berakhir Selasa (31/10).
Untuk mengatasi kekeringan, sebagian petani bahkan harus merogoh uang untuk membeli air.
Bencana pertanian itu terjadi di tiga kecamatan.
Saat ini pihaknya masih rutin melakukan distribusi air bersih ke Kelurahan Argasunya. Hingga kini masyarakat di sana masih membutuhkan air bersih
Karhutla di Kawasan Penyangga Taman Nasional Jambi
Karhutla sudah terjadi di kawasan Gunung Tilu, Desa Girimukti, Kecamatan Kasokandel
Pembangunan kedua embung tersebut, dananya berasal dari CSR BUMD Kabupaten Kuningan.
KARHUTLA di wilayah Jawa Barat kembali terjadi sejak Sabtu (24/8) malam di tujuh lokasi. Api membakar lahan dan hutan di Kabupaten Bandung, Sumedang, Cirebon, dan Subang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved