Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
SATU unit kapal jenis fiber berpenumpang empat orang beserta dua awak kapal tenggelam di perairan Laut Mansalean, di Desa Mansalean, Kecamatan Labobo, Kabupaten Banggai Laut, Sulawesi Tengah, Jumat (29/9) malam. Seluruh penumpang selamat dan berhasil dievakuasi.
"Tim rescue tiba di lokasi dan langsung melakukan evakuasi. Setelah proses evakuasi dilakukan ternyata korban berjumlah enam orang, dimana informasi sebelumnya yang diterima empat orang," ujar Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Palu, Andrias Hendrik Johannes.
Sebelumya, berdasarkan informasi dari Anca, Kabid Darurat BPBD Banggai Laut, yang diterima Kantor Pencarian dan Pertolongan Palu, Jumat (29/9) malam pukul 21.45 Wita, diketahui kronologis kejadian dimulai dari keberangkatan kapal dengan rute Desa Mansalean ke Pulau Banggai pada pukul 20.00 Wita.
Baca juga: TNI Siap Berkolaborasi Atasi Karhutla di Sulteng
Kapal bertolak dari dermaga Mansalean. Sekitar 30 menit berlayar, dalam perjalanannya kapal terbalik dan tenggelam. Dugaan sementara, peristiwa tersebut diakibatkan cuaca buruk yang menghantam kapal di tengah laut.
Menerima informasi tersebut, tim rescue dari Unit Siaga SAR Banggai Laut diberangkatkan menuju lokasi kejadian dengan menggunakan satu unit Rigid Bouyancy Boats (RBB).
Adapun yang menjadi korban penumpang adalah Rio dan Masri yang berprofesi sebagai pengusaha, Eratman yang berprofesi sebagai nelayan, Jefri, seorang pengawas bangunan, Opi, pengemudi kapal dan seorang operator bernama Kus.
Baca juga: Kementerian PU-Pera Susun Masterplan Kawasan Industri Morowali
"Puji syukur semua korban berhasil dievakuasi dalam keadaan selamat. Korban selanjutnya dievakuasi ke pelabuhan Mansalean dan telah diserahkan kepada pihak keluarga," terang Hendrik Johannes.
Dalam kegiatan penyelamatan itu, turut melakukan operasi SAR yakni Tim Rescue Unit Siaga SAR Banggai Laut, BPBD Banggai Laut, Babinsa, pemerintah setempat dan masyarakat.
"Terima kasih kepada semua unsur yang telah melakukan proses evakuasi terhadap korban," tutur Hendrik Johannes. (Z-1)
Hal yang perlu diinvestigasi yakni umur kapal, kapan terkahir naik dok untuk perbaikan atau maintenance, ada kemungkinan pompa mengalami kerusakan dan pompa tidak ada cadangan.
Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya harus menjadi peringatan serius bagi sektor transportasi laut, terutama di jalur Ketapang-Gilimanuk.
Kami mendorong seluruh pemangku kepentingan di sektor transportasi, terutama yang berkaitan dengan angkutan laut, untuk segera mengevaluasi dan memperbaiki sistem yang ada saat ini.
SEBANYAK 29 orang penumpang KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali ditemukan dalam kondisi selamat. Sementara itu 4 orang ditemukan meninggal dunia.
PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) mengonfirmasi insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya milik operator swasta PT Raputra Jaya pada Rabu (2/7) malam.
Mereka menyelamatkan diri dengan menggunakan sekoci sebelum akhirnya ditemukan di sekitar Pantai Cekik, tak jauh dari Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, Bali.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved