Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
Banjir merusak sekitar 430 hektare lahan pertanian di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat. Banjir tersebut diakibatkan curah hujan tinggi yang terjadi pada Jumat (23/9).
"Hasil pendataan sementara petugas di lapangan lahan pertanian yang terdampak seluas 430 hektare di empat kecamatan," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Pasaman Barat Doddy San Ismail, Minggu (24/9).
Secara rinci, ia mengatakan lahan-lahan yang terdampak banjir tersebar di Kecamatan Ranah Batahan seluas 226,5 haktare, Kecamatan Koto Balingka 21,5 hektare, Kecamatan Lembah Melintang 173 hektare dan Kecamatan Sasak Ranah Pasisia 10 haktare. Pada umumnya, yang terdampak adalah lahan pertanian padi milik masyarakat.
Baca juga: Banjir Landa Pasaman Barat, Warga Dievakuasi
Doddy mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan petugas Pengendali Organisme Tumbuhan yang berada di bawah Dinas Pangan, Tanaman Pangan Hortikultura Provinsi Sumbar. Mereka akan turun ke lapangan untuk memastikan lahan tersebut sudah masuk kategori gagal panen atau puso.
"Tim akan turun ke lokasi setelah air surut karena saat ini lahan masih tergenang air. Jika nanti dilakukan pengecekan dan masuk kategori gagal panen, kami akan ajukan bantuan benih atau bibit padi," jelasnya.
Baca juga: Curah Hujan Tinggi, Pariaman Dilanda Banjir
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pasaman Barat, rata-rata ketinggian air di empat kecamatan yang terendam banjir berada di kisaran 50 cm hingga 150 cm. (Ant/Z-11)
Banjir yang merendam Pondok Pesantren Assirojul Munir merupakan dampak robohnya bangunan talud saluran air pada Senin (6/11).
Sedikitnya ada dua titik di ruas jalan protokol Kota Cirebon yang selama ini menjadi langganan banjir.
Banjir terjadi sekitar pukul 20:30 WIB diawali hujan intensitas tinggi sejak pukul 17:30 WIB
Sebanyak 7.027 jiwa di Kampung Lumajang Peuntas, Desa Cieuterup, harus mengungsi karena rumah mereka terendam air.
Di awal 2024 ini berbagai kejadian bencana di musim penghujan sudah terjadi di Kabupaten Cirebon. Mulai dari pohon tumbang akibat angin kencang, banjir, tanah longsor dan lainnya,
Anggaran yang telah disiapkan dapat digunakan sesuai hasil inventarisasi dan tepat sasaran
Air yang menggenang di sekitar rumah saat banjir dapat memicu sejumlah penyakit seperti diare, penyakit kulit dan leptospirosis.
Sosialisasi agar warga berbelanja sesuai kebutuhan akan terus dilakukan, sehingga harga tidak melonjak.
. Kami sudah berkoordinasi dengan para camat untuk segera melakukan gerakan bersama mencegah banjir di musim penghujan,
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan membangun 12 kolam retensi, menjelang musim hujan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved