Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Penyuluh CSA Harus Aktif Sosialiskan Gerakan Tani Pro Organik

Media Indonesia
04/9/2023 12:10
Penyuluh CSA Harus Aktif Sosialiskan Gerakan Tani Pro Organik
Kapusluh Kementan, Bustanul Arifin Caya (ke-2 kanan) pada FFD di Purworejo, Jawa Tengah(dok ist)

MENGHADAPI kelangkaan dan mahalnya harga pupuk, Kementerian Pertanian RI mendorong penyuluh agar aktif ikut terlibat dalam  Pertanian Cerdas Iklim atau Climate Smart Agriculture (CSA), dengan mendukung Gerakan Tani Pro Organik (Genta Organik).

Sekaligus memanfaatkan potensi sumber daya alam di sekitarnya, untuk membuat dan menggunakan pupuk organik secara masif.

Seruan tersebut dikemukakan Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian BPPSDMP Kementan (Pusluhtan) Bustanul Arifin Caya pada kunjungan 'Pendampingan dan Pengawalan Kegiatan Penyuluhan Pertanian' di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Purwodadi, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah.

"Kementan harapkan penyuluh aktif ikut serta melalui CSA mendukung Genta Organik. Penyuluh juga aktif menjalankan Lima Peran KostraTani [Komando Strategi Pembangunan Pertanian] yang menjadi tugas dan fungsi BPP," kata Bustanul Arifin Caya didampingi Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Pemkab Purworejo, Hadi Sadsila.

Kapusluh Bustanul mengharapkan para penyuluh di seluruh Indonesia aktif melaksanakan 5 Peran dan Fungsi BPP KostraTani sebagai pusat data dan informasi pertanian, pusat gerakan pembangunan pertanian, pusat konsultasi agribisnis, pusat pembelajaran dan pusat jejaring kemitraan.

Upaya tersebut sejalan arahan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo pada BPP KostraTani untuk melakukan lompatan besar bagi kemajuan pertanian Indonesia.

"Dalam hal pengambilan keputusan, tak jadi soal jika Kostratani mengambil kebijakan sesuai diskresi yang dimilikinya. Yang terpenting, mekanisme pengambilan keputusan dan kebijakan yang diambil tidak membentur aturan," katanya.

Harus ada langkah extraordinary, kata Mentan Syahrul, yang menjadi lompatan, asalkan tidak membentur aturan, karena hanya pertanian berkontribusi positif dan cukup tinggi pada perekonomian nasional di tengah pandemi Covid-19 lalu.

Pada kesempatan terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menyoroti peran penyuluh pada BPP KostraTani harus mampu menjadi insan andal, tekun dan profesional.

"Karakter penyuluh di era milenial harus inovatif, mampu beriniteraksi dengan media sosial, fleksibel, punya rasa ingin tahu yang tinggi dan peka terhadap perubahan," kata Dedi, Senin (4/9).

Hal penting pula, kata Dedi Nursyamsi, penyuluh harus 'melek teknologi' agar bisa membuka wawasan dan memberikan ilmunya pada petani. Penyuluh juga harus selalu update teknologi serta mampu mengoperasionalkan perangkat digital.

baca juga : Embrio Center Jadi Pusat Kolaborasi Agribisnis Milenial

Kapusluh Bustanul mengatakan kegiatan FFD bertujuan menyosialisasikan dan mengampanyekan kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh petani, utamanya dalam menerapkan teknologi CSA.

Dari sejumlah laporan yang diterima, terang Bustanul, kegiatan CSA ini mampu meningkatkan produktifitas hasil pertanian. Lebih dari 1,2 ton Gabah Kering Panen (GKP) telah dihasilkan dan terjadi peningkatan.

Hal ini menunjukan kegiatan CSA telah mampu mendukung peningkatan produksi. “Kesuksesan ini, kami harapkan juga diteruskan kepada para petani yang lain. Tidak hanya diwilayah Kecamatan Banyuurip tetapi semua kecamatan, sehingga resonansi kegiatan CSA ini bisa dirasakan oleh seluruhnya di Kabupaten Purworejo," ujar Bustanul.

Wabup Purworejo Yuli Hastuti yang ikut mendampingi mengatakan bahwa pemerintah terus berupaya meningkatkan produktivitas pertanian. Salah satunya melalui SIMURP, yakni modernisasi dan rehabilitasi jaringan irigasi yang mendesak dan penting.

“Melalui kegiatan ini, mari tetap semangat dan berkomitmen terus meningkatkan produktivitas pertanian, mengadopsi teknologi terbaru, serta menjaga kelestarian lingkungan demi generasi masa depan,” katanya.

Sementara itu, Kepala DKPP Purworejo Hadi Sadsila SP MM menjelaskan, pihaknya telah melaksanakan program SIMURP sejak 2020 dan dinilai berjalan baik karena manfaatnya telah dirasakan langsung oleh masyarakat.

Kegiatan SIMURP difokuskan pada upaya mengantisipasi dampak negatif perubahan iklim global melalui pelaksanaan pembangunan pertanian cerdas iklim. (N-1)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya