Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PEMERINTAH Sulawesi Tengah (Sulteng), hingga kini terus berupaya menangani stunting atau tengkes.
Wakil Gubernur Sulteng Ma’mun Amir mengatakan, saat ini semua pihak diminta bersinergi menangani stunting dengan fokus pada upaya preventif atau pencegahan.
“Pencegahannya dengan memberikan asupan gizi yang baik kepada ibu hamil dan balita di titik-titik rawan stunting yang sudah dipetakan,” terangnya, Minggu (13/8).
Menurut, Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting itu, jika ibu hamil tidak diberi asupan gizi yang bagus, sangat berpotensi melahirkan anak stunting.
Baca juga : 2.572 Dispensasi Perkawinan Anak di Sulawesi Selatan Disetujui Pengadilan
“Oleh karena itu pemberian gizi yang baik kepada ibu hamil utama dilakukan. Karena jika gizi tercukupi, insya Allah tidak terjadi stunting,” tegasnya.
Baca juga : Stunting Bisa Menjadi Ancaman Bangsa
Terkait pencegahan, lanjut Ma’mun, pemerintah
akan memberi bantuan gizi kepada ibu-ibu hamil, khususnya bagi ibu hamil yang datang dari keluarga kurang mampu.
“Mereka yang kurang mampu sangat rentan, makanya fokus bantuan gizi itu kepada mereka. Tentu kami berharap stunting di Sulteng bisa hilang,” tandasnya.
Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 yang dilakukan Kementerian Kesehatan, prevalensi stunting pada balita secara nasional sebesar 21,6 %.
Angka itu masih berada di atas target RPJMN 2020-2024 yaitu 18,4 %.
Sementara data di Sulteng berada pada peringkat ketujuh, dengan prevalensi stunting sebesar 28,2 %. (Z-8)
Salah satu solusi yang kini banyak dikenalkan dalam upaya mengatasi stunting ialah pemanfaatan daun kelor (moringa oleifera) yang memiliki kandungan gizi tinggi seperti protein, dan vitamin A
Kabupaten Tuban berhasil menurunkan angka stunting sebesar 7,1% dari yang semula 24,9% di tahun 2022 menjadi 17,8% di tahun 2023
Pembiayaan program pembangunan di bidang pangan dan gizi harus memiliki nilai yang signifikan dan terjamin keberlanjutannya.
RPJMN menargetkan prevalensi stunting alias tengkes tinggal 14% pada 2024. Namun progres penurunan belakangan kurang signifikan, bahkan nyaris stagnan.
LPS berkolaborasi dengan Yayasan Care Peduli (YCP/Care Indonesia) mendukung pencapaian generasi emas Indonesia melalui implementasi program percepatan penurunan stunting.
DOKTER dan Ahli Gizi Masyarakat, Tan Shot Yen menjelaskan masalah stunting akan terus terjadi jika tidak ada kesadaran dari semua pihak, terutama produsen dari susu formula.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved