Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
Penyakit jembrana yang menyerang hewan ternak sapi di Sulawesi Tenggara semakin meluas penyebarannya. penyakit yang disebarkan oleh virus tersebut sebelumnya hanya menyerang hewan ternak sapi pada dua kabupaten, saat ini sebarannya sudah ditemukan di empat kabupaten.
"Jadi sampai hari ini Virus Jembrana teridentifikasi di Kabupaten Kolaka Timur (Koltim) 13 ekor sapi, Bombana 5 sapi, Konawe 3 sapi dan Konawe Utara (Konut) 1 ekor jadi total 22 ekor sapi semua dan ini setelah uji sampel. Tidak semua mati," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Sulawesi Tenggara (Sultra), Rusdin Jaya, Rabu (9/8).
Rusdin melanjutkan, empat daerah tempat ditemukannya penyakit jembrana tersebut sudah melapor ke pusat untuk mengantisipasi penyebaran.
Baca juga: Ternak Mati Terkena Antraks tak Boleh Dikubur Sembarangan
"Langkah yang kita ambil adalah vaksinasi karena yang kita hindari adalah hewan ternak yang mati mendadak dan mempengaruhi populasi," sebutnya.
"Teman-teman di lapangan selalu melakukan monitoring terhadap gejala, kita berharap nanti bisa kita lokalisasi agar tidak tersesat di kabupaten lainnya," sambung Rusdin.
Ia melanjutkan, penyakit jembrana tidak membahayakan manusia. Begitu juga ketika daging sapi yang terinfeksi dikonsumsi manusia.
Baca juga: Banyak Wabah Penyakit Menular, Kementan Bentuk Kader Zoonosis
"Saat ini bagi kami yang paling utama juga adalah menjaga lalu lintas ternak antara kabupaten dan provinsi yang keluar masuk apakah sehat atau tidak," tukas Rusdin.
Bukan Zoonosis
Sementara itu, Kementerian Pertanian dalam website resminya menegaskan penyakit jembrana yang saat ini sedang merebak di beberapa wilayah Sulawesi tidak menular ke manusia. Penyakit jembrana hanya menyerang sapi bali (tidak menular pada sapi jenis lain) dan tidak bersifat zoonosis, Penyakit itu juga tidak dapat menular dari hewan ke manusia maupun sebaliknya.
Lebih lanjut dijelaskan virus penyebab penyakit jembrana dapat masuk ke tubuh hewan peka melalui kontak langsung dengan hewan tertular dan bisa juga disebarkan melalui insekta penghisap darah. Karena bukan zoonosis, maka masyarakat tidak perlu khawatir untuk mengkonsumsi daging sapi.
Penyakit yang disebabkan oleh retrovirus pada sapi bali ini ditandai dengan demam tinggi, peradangan selaput lendir mulut, pembesaran kelenjar pertahanan, dan mencret (diare) yang sering bercampur dengan darah, hingga menyebabkan kematian ternak.
(Z-9)
Perayaan Idul Adha biasanya diiringi dengan hidangan daging sapi atau kambing yang diperoleh dari hasil berkurban.
Dari totalĀ 200 ekor sapi kini tinggal 10 ekor yang belum terjual.
Peternak sapi kembali membuang kohe secara tradisional ke sungai, sehingga dampak pencemaran kepada lingkungan masih terjadi.
Sempat mogok, Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) pastikan pedagang daging di wilayah Jabodetabek sudah kembali berdagang
DPD Golkar Jakarta Barat menyerahkan sapi kurban untuk warga RW 02 Kelurahan Kemanggisan, Kecamatan Palmerah, Slipi Jakarta Barat, Kamis (22/7)
Sudin KPKP Jakarta Selatan mengerahkan tim pemeriksa kesehatan di 10 kecamatan untuk memeriksa kesehatan hewan kurban menjelang Hari Raya Idul Adha.
PEMPROV DKI Jakarta berkoordinasi dengan pemerintah pusat guna menyediakan dua RS rujukan untuk penyakit rabies atau kejadian gigitan hewan penular rabies (GHPR).
Kedutaan Besar Indonesia di Tokyo, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta Kementerian Pertanian menawarkan kerja sama di bidang zoonosis kepada Hokkaido University di Jepang.
Penyakit flu burung telah terdeteksi di wilayah Antartika untuk pertama kalinya. Virus flu burung yang mematikan tersebut dapat menjadi ancaman bagi penguin dan spesies lokal lainnya.
PerubahanĀ iklim dapat berpengaruh dengan dua cara yaitu secara langsung dan tidak langsung terhadap penyebaran penyakit.
Diperkirakan 60% penyakit menular dan 75% penyakit baru adalah bersifat zoonosis dan mengakibatkan 2,5 miliar kejadian penyakit menular dan 2,7 juta kematian.
Pemerintah mewaspadai Kejadian Luar Biasa (KLB) Flu Burung Clade Baru 2.3.4.4b, meski saat ini risiko infeksi pada manusia masih rendah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved