Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Alumni Polman Bandung Gelar Reuni Akbar Dihadiri Ribuan Orang

Media Indonesia
08/7/2023 20:10
Alumni Polman Bandung Gelar Reuni Akbar Dihadiri Ribuan Orang
Perwakilan Ikatan Alumni Polman Bandung, Agus Hendianto pada Reuni Akbar Alumni Polman Bandung(DOK/POLMAN BANDUNG)

ALUMNI Politeknik Manufaktur (Polman) Bandung menggelar Kegiatan Reuni Akbar Ikatan Alumni Polman Bandung, di Kampus Polman Jalan Kanayakan-Dago, Sabtu (8/7). Reuni dihadiri ribuan alumni dari angkatan 1976 sampai 2022.

Menurut Perwakilan Ikatan Alumni Polman Bandung, Agus Hendianto,  pada kegiatan ini dipamerkan juga 20 produk yang dibuat oleh alumni. "Selain itu juga ada penandatanganan berdirinya Koperasi Kompak yang diinisiasi oleh alumni kami. Sekitar 15%-20% alumni Polman Bandung menjadi entrepreneur."

Menurut dia, para alumni juga mendorong pemerintah memperhatikan industri manufaktur dalam negeri. Banyak sumber daya manusia (SDM) yang memilih kerja di luar negeri karena gaji dalam negeri masih kecil.

Kondisi manufaktur saat, ungkapnya, ini masih banyak dikuasai oleh Tiongkok. Banyak negara yang kebutuhan manufakturnya masih bergantung pada Negeri Tirai Bambu itu.

"Manufaktur terbesar ada di Tiongkok. Sekitar 80% kebutuhan manufaktur dunia bergantung di negara itu. Tantangan kita adalah menerapkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Pemerintah harus membeli barang TKDN," tandas Agus.

Dia menjelaskan, tantangan industri manufaktur dalam negeri ialah menciptakan barang jadi yang lebih murah dibandingkan dengan produk dari Tiongkok. "Tantangan kita bagaimana memberikan harga lebih murah. Persaingan dengan Tiongkok sangat berat. Hampir seluruh dunia tidak sanggup lawan mereka. Itu jadi tantangan besar."

Lebih lanjut, Agus mengatakan, Indonesia saat ini mendapatkan keuntungan dari bonus demografi. Artinya, angkatan kerja baru banyak dibandingkan angkatan kerja tua. Kondisi ini juga jauh berbeda dibandingkan beberapa negara lain seperti Jepang dan Korea.

"Problemnya, banyak angkatan kerja kita yang bagus malah ke luar negeri. Hal ini karena faktor gaji yang belum bagus di dalam negeri. Tapi positifnya mereka belajar di luar negeri. Ketika balik bisa membangun dalam negeri dengan lebih bagus," katanya.

Soal SDM dalam negeri, menurut dia, masih banyak angkatan kerja muda yang berminat dalam manufaktur. Peluang lapangan kerja juga dirasakannya masih banyak. Hanya saja, persoalan gaji yang menjadi pertimbangan.

"Peluang lapangan kerja masih besar, hanya saja tantangannya gaji tidak terlalu besar," tandas Agus. (N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik