Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
MENTERI Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengajak petani untuk
mengurangi penggunaan pupuk kimia secara berlebihan, karena selain tidak perlu, juga dapat merusak tanah jika berlebihan.
"Tidak perlu pakai pupuk hingga 22 sak, 16 sak bahkan 12 sak saja, walau sebetulnya masih terlalu banyak. Ternyata yang benar itu adalah 6 sak perhektare," ujarnya seusai melakukan panen raya padi, di Desa Tempos, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.
Menurut dia, dengan penggunaan cukup enam sak berarti petani telah
mengirit sebesar Rp6 juta. "Kita selama 30 tahun manja dengan pupuk. Sekarang kita baru merasakan tanah-tanah di Jawa sudah banyak yang mengeras."
Sebelumnya Mentan memperkenalkan pupuk Biosaka (kearifan lokal) yang
diracik dari minimal lima jenis bahan tumbuhan yang mudah tumbuh di Indonesia. "Tanamannya ada dimana-mana dan tidak membutuhkan biaya."
Di depan puluhan petani, Menteri memberikan contoh proses membuat
Biosaka yang begitu mudah dan sederhana sembari memberikan pernjelasan. "Biosaka, semua dari alam kembali ke alam Bio (tumbuhan), sedangkan Saka semua dari alam kembali ke alam."
Biosaka sebut Mentan mampu mengurangi hingga 50% penggunaan pupuk kimia. Jika tadinya pupuk kimia biasanya digunakan 12 sak per hektare, jika dikombinasikan dengan Biosaka cukup 6 sak.
Bahkan di beberapa tempat seperti di Kulon Progo atau Gunung Kidul
tinggal 40%. Hasilnya masih bagus.
"Akan dicoba diturunkan 30%. Jika masih bagus juga hasilnya, mau diturunkan lagi hingga 20%," tandasnya. (N-2)
Di Kabupaten Indramayu, penggunaan pupuk kimia masih mendominasi dan ketersediaan pupuk sulit ditemukan terlebih di saat musim tanam.
Ketua DPRD Kota Bekasi Choiroman Juwono Putro mendukung komunitas Bijak Olah Sampah (BOS) nusantara yang berorientasi untuk menjaga kelestarian lingkungan.
Eco Enzyme termasuk dalam “green product” yang memiliki banyak fungsi seperti nutrisi untuk kegiatan pertanian, peternakan dan perikanan.
"Kami mendorong masyarakat bagaimana caranya sampah rumah tangga bisa menjadi nilai manfaat," kata Farhan
Jimmy Hantu Foundation adalah rumah besar yang bergerak di bidang Pertanian, Sosial, dan Kemasyarakatan serta memproduksi pupuk organik secara mandiri
Melalui revitalisasi, Pusri diharapkan menghasilkan produk yang berdaya saing dari sisi harga karena sudah terjadi penurunan biaya produksi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved