JELANG Idul Adha, penjualan sapi di Pasar Hewan Purwakarta, Jawa Barat,
meningkat hingga dua kali lipat. Sementara petugas memperketat pengawasan, pasca-temuan dua sapi yang terpapar penyakit kulit LSD yang menular.
Petugas UPTD Pasar hewan, dari Dinas Perikanan dan Peternakan Purwakarta, memperketat pemeriksaan kedatangan hewan ke Pasar hewan Ciwareng, Purwakarta. Ini setelah adanya temuan dua sapi yang terpapar penyakit Lumpy Skin Disease.
Untuk memastikan kesehatan hewan, petugas hanya memperbolehkan sapi yang masuk ke pasar hewan telah divaksin PMK, serta terbebas dari penyakit LSD.
"Kita menyiapkan tim dokter hewan yang akan melakukan pemeriksaan terhadap sapi yang masuk lewat air seni. Sapi yang dijual harus terbebas dari penyakit," ungkap Kepala Pasar Hewan Ciwarweng, Ade Sunarma.
Sementara penjualan hewan sapi di pasar hewan, juga mengalami kenaikan
hingga dua kali lipat. Salah seorang pedagang mengaku, mampu menjual hingga 80 ekor sapi, sedangkan di hari biasa hanya bisa menjual antara 30 hingga 40 ekor saja.
Selain itu, harga jual sapi juga naik rata rata Rp1 juta per ekor. Sebagai gambaran, sapi ukuran sedang yang awalnya Rp21 juta kini dijual Rp22 juta per ekor.
"Ada peningkatan hingga dua kali lipat dalam penjualan, dan jargga jual
sapi juga naik sekitar Rp1 juta per ekor," kata Haji Kobul, pedagang sapi asal Jawa Tengah.
Diperkirakan, penjualan sapi akan terus meningkat hingga menjelang Idul
Adha. (N-2)