Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KEPALA Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(DPMPTSP) Jawa Barat Nining Yuliastiani mengatakan pemerintah provinsi berkomitmen mewujudkan Kawasan Rebana sebagai motor penggerak ekonomi. Upaya itu harus didukung industri dan penyerapan tenaga kerja secara optimal.
"Rebana merupakan pusat pertumbuhan ekonomi baru yang kita harapkan mendapat dukungan industri, sehingga bisa menyerap tenaga kerja lokal. Untuk itu dibutuhkan penyiapan skill tenaga kerja yang ada melalui pendidikan yang kita bangun di sana," ungkap Nining, di Bandung, Selasa (16/5).
Rebana Metropolitan merupakan kawasan kawasan industri dan perkotaan baru di Jabar yang digagas Gubernur Ridwan Kamil dan Wakil Gubernur UU Ruzhanul Ulum. Rebana Metropolitan ini merupakan wilayah utara/timur laut Jabar, yang meliputi tujuh daerah, yakni Kabupaten Sumedang, Majalengka, Cirebon, Subang, Indramayu, dan Kuningan, serta Kota Cirebon.
Lebih jauh Nining salah satu yang sangat mendukung adalah keberadaan
sumber daya manusia (SDM) yang tepat. Untuk itu, rencananya akan dibangun empat sekolah yang berlokasi di Cirebon, Majalengka, Subang dan Subang Smartpolitan.
"Peningkatan vokasi untuk mempersiapkan SDM berkualitas sedang kami
siapkan dengan membangun empat sekolah politeknik. Ini pun jurusan yang
dibuka sesuai kebutuhan industri dan dimulai pada 2024 nanti. Sehingga
kepastian kebutuhan SDM bisa dipenuhi," terang Nining.
Perizinan
Selain itu, kemudahan perizinan serta dukungan pemerintah pusat
lewat insentif fiskal dan nonfiskal diyakini akan menjadi daya tarik
tambahan bagi para investor untuk berinvestasi di kawasan Rebana.
"Perizinan yang cepat, insentif fiskal dan nonfiskal akan memberi nilai
tambah. Terbukti dengan realisasi investasi di 2023, kalau selama ini
Subang belum pernah masuk lima besar, 2023 sudah nomor tiga, berarti
prospek bagus dan sudah dilirik investor. Tinggal harus siap
penataannya," ungkapnya.
Dalam penataan ini, ada 13 Kawasan Peruntukan Industri (KPI) yang harus
dituntaskan di kawasan Rebana, sebab kawasan tersebut dipersiapkan
sebagai pengganti di wilayah Jabar bagian barat seperti Kabupaten
Karawang, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, Kabupaten Bogor, Kota Bogor
yang telah padat.
"Minat investor sangat bagus, mereka menyambut positif karena mereka menyadari, Jawa Barat bagian barat sudah jenuh untuk pengembangan kawasan industri baru. Mereka sudah mulai berpikir untuk pindah lokasi. Untuk itu dibutuhkan ketersediaan infrastruktur, baik itu
aksesibilitas dan konektivitasnya harus bagus. Jadi mereka melihat Rebana ini siap untuk itu. Ini dibuktikan paling tidak sudah ada enam investor, selain smartpolitan. Mereka diharapkan sudah bisa operasional di 2024," kata Nining.
Belum lagi kata dia, didukung dengan kondusivitas di Jawa Barat.
Rendahnya angka kriminalitas dibanding provinsi lain, turut menjadi daya tarik tersendiri bagi para investor.
Sementara kendala seperti kebutuhan air bersih sudah diantisipasi
oleh pemprov, guna memberikan pelayanan terbaik bagi pemilik modal.
"Keamanan terjamin di Jawa Barat. Penyediaan sumber daya air juga
dilakukan karena di kawasan Rebana minim. Kita bangun tiga bendungan di
Kuningan, Indramayu dan Subang. Semua diharapkan 2024 bisa digunakan," tandas Nining. (N-2)
PT SEG Solar Manufacturing Indonesia, produsen terkemuka photovoltaic asal Amerika Serikat, akan memulai operasional pabriknya, pada April 2025.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) secara resmi telah menetapkan skema baru Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) untuk periode 2025.
Dalam upaya mewujudkan visi besar kota mandiri dan modern, Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) meluncurkan zona komersial dan residensial terbaru.
PT Kawasan Industri Terpadu Batang menandatangani Perjanjian Pemanfaatan Tanah Industri (PPTI) dan Perjanjian Sewa Bangunan Pabrik Siap Pakai (BPSP) dengan tiga perusahaan multinasional.
Dengan komitmen tinggi untuk memberikan fasilitas terbaik dan kemudahan berinvestasi, KITB berupaya mengukuhkan posisinya sebagai kawasan industri unggulan di Asia Tenggara.
Pabrik ini dibangun di atas lahan seluas 41,32 hektare dengan total investasi senilai US$500 juta dan diproyeksikan selesai pada kuartal kedua tahun 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved