Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
KEPALA Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Rycko Amelza Dahniel mengatakan pihaknya membutuhkan peran mitra deradikalisasi atau mantan narapidana terorisme (napiter) untuk membagikan pengalaman hidup mereka terkait pemahaman yang benar agar masyarakat terhindar dari pemahaman yang melenceng dari ideologi bangsa.
"Ke depan, kawan-kawan kita ini (mitra deradikalisasi) akan membagi pengalaman mereka, membagi sentuhan hidayah yang mereka terima, sehingga bisa mengajak yang masih salah pemahamannya ke pemahaman yang benar," kata Rycko seperti dikutip Antara di Jakarta, Sabtu (5/5).
Rycko mengatakan mitra deradikalisasi diharapkan dapat menyebarkan pemahaman nilai-nilai Islam yang moderat, cinta damai, dan rahmatan lil alamin, sebagai ikhtiar untuk meluruskan pemahaman yang salah kepada masyarakat.
Lebih lanjut, dia menilai program deradikalisasi yang dilakukan BNPT bersama pemangku kepantingan lainnya seperti Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS), Densus 88 Antiteror Polri, dan pemerintah daerah (Pemda) telah banyak membawa hasil.
Hal itu, kata dia, tampak dari banyaknya mitra deradikalisasi yang tergabung dalam yayasan atau paguyuban perdamaian, seperti pada Yayasan Putra Persaudaraan Anak Negeri (Persadani).
"Dengan adanya perkumpulan ini (Persadani), rasa kebangsaan telah diikat. Ini diperlukan karena bangsa Indonesia dibangun di atas berbagai perbedaan. Kebangsaan lah yang menyatukan perbedaan suatu negeri," ujar Rycko.
Dalam kegiatan halalbihalal dan silaturahim kebangsaan bersama Yayasan Persadani di Semarang, Jawa Tengah, Jumat (5/5) itu, Rycko juga mengatakan BNPT memiliki kewajiban menjaga upaya mencapai cita-cita bangsa tanpa melihat perbedaan suku, agama, ras, dan golongan.
Namun pada dasarnya, dia menilai bahwa baik pejabat negara maupun mitra deradikalisasi mempunyai tugas yang sama yakni melindungi segenap tumpah darah Indonesia, meskipun cara pelaksanaannya berbeda-beda.
"Perbedaan memiliki potensi konflik sehingga perlu suatu alat pemersatu, yaitu rasa kebangsaan, satu Tanah Air, dan nikmat Allah SWT," tutur Kepala BNPT.
Direktur Deradikalisasi BNPT Ahmad Nurwakhid menambahkan, kegiatan tersebut merupakan upaya untuk mempererat silaturahim dengan mitra deradikalisasidan meningkatkan kembali ukhuwah serta mengoptimalkan persaudaraan yang telah dibangun untuk menggapai cita-cita negara.
"Tujuan dari silaturahmi ini untuk melanjutkan program deradikalisasi serta dalam rangka hari raya Idul Fitri semoga selalu diberkahi oleh Allah dan tetap teguh mencintai NKRI," kata Nurwakhid. (Ant/I-2)
Acara diskusi bertajuk Silaturahmi Kebangsaan ini seharusnya diselenggarakan di Balai Sudirman, Tebet, Jakarta Selatan. Namun, pihak Balai Sudirman membatalkan kegiatan tersebut.
Diharapkan tidak ada hal-hal yang menganggu terlaksananya acara diskusi Silaturahmi Kebangsaan pada 14 Oktober 2024.
Bamsoet mengatakan agenda silaturahmi kebangsaan dengan keluarga Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tidak lepas dari peran Fraksi PKB.
Selama ini kelompok terorisme selalu menggunakan dalil-dalil agama dalam membenarkan aksi mereka.
“Umpama pendidikan vokasi di tingkat sekolah, santri-santri agar mereka punya keterampilan hidup, kedua kolaborasi produk,”ungkap Ganjar.
“Ini ada komunitas agama Kristen, mereka menyampaikan seluruh unek-uneknya dan menurut saya bagus,” kata Ganjar
Penyuluh deradikalisasi Gunawan bercerita bagaimana mendekati para eks narapidana terorisme (napiter) dengan pendekatan yang lembut, manusiawi, dan membutuhkan waktu yang panjang.
Menko Bidang Pangan baru saja menggelar resepsi pernikahan anaknya, Putri Zulkifli Hasan bersama sang suami, Zumi Zola.
JUMARDI, yang akrab disapa Ardi, dikenal di kampungnya sebagai juragan ikan. Perjalanan hidup Ardi, yang pernah mengarungi masa kelam dalam aksi terorisme,
Rumah Daulat Buku, Jakarta, mengadakan kegiatan pembekalan literasi bagi mantan narapidana teroris (napiter) di Klaten.
Mantan narapidana teroris dan pengikut kelompok Jamaah Islamiyah (JI) wilayah Sulawesi menyatakan membubarkan diri dan kembali bergabung ke Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Ratusan mantan narapidana terorisme yang sudah berikrar kembali kepada NKRI, mengikuti upacara bendera memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-79 di Poso, Sulawesi Tengah, Sabtu (17/8).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved