Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PENGAMAT pendidikan Ina Liem mengatakan butuh kerja sama berbagai pihak seperti pemerintah, sekolah, orang tua, komunitas untuk meningkatkan literasi di Indonesia.
"Dari pemerintah sebetulnya sudah ada transformasi kurikulum ke arah sana, tidak fokus hafalan, tidak fokus konten, ataupun drilling. Pertanyaan-pertanyaan 'sebutkan' dan pilihan ganda yang terlalu banyak ini menyebabkan tingkat literasi tidak naik-naik," ujar Ina, Kamis (27/4).
Menurutnya, dengan hal tersebut siswa tidak dilatih menganalisa bacaan dan menguraikan hasil analisanya baik melalui tulisan ataupun verbal melalui presentasi atau diskusi.
"Namun setelah kurikulum berubah, tantangan sekarang ada di guru-guru nya. Banyak yang berada di zona nyaman, ogah berubah. Gurunya sendiri minat bacanya bagaimana? Kalau gurunya banyak baca, ngikutin berita, dan itu bisa dibahas di kelas kan siswanya bisa ikut tertarik. Bukan one way communication," tukasnya.
Baca juga: Tiga Faktor Kunci Tingkatkan Literasi
Kemudian, sikap keterbukaan orang tua juga harus diperkuat lagi, meskipun anaknya mempertanyakan segala sesuatu termasuk aturan yang dianggap tidak masuk akal bagi anak.
Di kesempatan yang sama, Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Syarif Bandi membeberkan tahapan untuk meningkatkan literasi Indonesia. Tahapan tersebut menurut Syarif dibagi menjadi 5 tingkatan.
"Yang pertama tahap kemampuan mengenal huruf, kata, kalimat, paragraf atau kemampuan membaca, menulis dan menghitung (calistung) serta karakter, itu cara mengukur literasi suatu negara," ucap Syarif.
Baca juga: Tingkatkan Literasi Melalui Pesantren Ramadan
Tahapan yang kedua adalah seberapa luas akses informasi yang terbaru terkini terlengkap dan terpercaya suatu negara.
"Di banyak tempat, akses pembelajaran masih sangat ketinggalan dari negara lain, belum lagi di sekolah dasar sekolah menengah rata-rata tidak memiliki perpustakaan yang bagus," ujarnya.
Lalu ketiga, yang selalu dipersoalkan oleh Program International Study Assesment (PISA) adalah kemampuan anak-anak di tingkat sekolah dasar untuk memahami makna apa yang dia baca.
"Hasil PISA mengatakan dari sekitar 10.000 responden anak kelas 2 SMP Indonesia, hanya sekitar 15% yang mengerti suatu informasi dari teks yang disodorkan setebal 25 halaman, berbanding dengan anak di Hong Kong, Eropa dan Amerika Serikat yang hampir 95% bisa mengkritisi naskah yang tebalnya 25 halaman itu," ungkap Syarif.
Yang keempat literasi harus mampu untuk memciptakan inovasi dan kreativitas dan yang kelima adalah literasi kemampuan memproduksi barang dan jasa yang bermutu.
"Parameter sebuah negara dengan literasi yang tinggi adalah negara produsen. Untuk mencapai itu semua, proses belajar mengajar harus memastikan lima tingkatan tadi dicapai," tegasnya. (Z-6)
Melalui Program Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia, sebanyak 716 judul buku cerita anak telah diproduksi dan dipilih secara ketat.
TOKOH politik sekaligus mantan Ketua DPRD Buleleng, Dewa Nyoman Sukrawan, menyebut Buleleng kebobolan di rumahnya sendiri.
MEMBACA adalah jantungnya literasi. Membaca memberi asupan kepada nalar dan pikiran sehingga semakin terbuka, kritis, dan analitis.
Literasi harus dimulai dari rumah. Anak-anak yang terbiasa membaca akan memiliki wawasan luas yang mempersiapkan mereka untuk meraih cita-cita.
Pernahkah kamu merasa canggung atau tidak ingin orang tahu bahwa kamu sudah membaca pesan WhatsApp mereka?
Banyak karya film yang menggaet jutaan penonton, ceritanya itu diadaptasi dari sebuah novel. Misalnya saja film Laskar Pelangi.
SOSIALISASI Buku Teks Utama (BTU) Pendidikan Pancasila merupakan bagian dari sosialisasi strategis BPIP
KEMENTERIAN Agama RI dengan meluncurkan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) sebagai wajah baru pendidikan Islam yang lebih humanis, inklusif, dan spiritual.
Dialog kebijakan antara Australia dan Indonesia merupakan langkah penting menuju pembangunan kemitraan yang lebih dinamis dan saling menguntungkan.
Aspek demografis ialah wilayah kajian yang kompleks karena di dalamnya kita berhadapan dengan jumlah, persebaran, dan perpindahan penduduk.
Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mencatat setidaknya 76% anak-anak yang tidak bersekolah disebabkan oleh faktor ekonomi.
MARI kita mulai dengan pertanyaan apakah mungkin ada sekolah rakyat tanpa rakyat yang menjadi subjek?
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved