Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Barat (NTB) menyiapkan rencana teknologi modifikasi cuaca (TMC) atau hujan buatan untuk mengantisipasi kekeringan berkepanjangan akibat dampak El Nino. Kepala Pelaksana BPBD NTB Ahmadi di Mataram, Kamis (27/4), mengatakan rencana hujan buatan itu terkait dengan kesiapsiagaan bencana alam kekeringan, kebakaran hutan dan lahan di NTB.
"Tahun ini kita akan mengalami El Nino ekstrem, artinya akan terjadi kekurangan curah hujan yang cukup berat sehingga pada musim kemarau saat ini sangat kering di wilayah NTB," katanya.
Ia mengatakan kekeringan panjang tersebut akan berdampak pada kekurangan air baku masyarakat sehingga otomatis banyak masyarakat yang tidak mendapatkan air bersih untuk minum.
Baca juga: Hujan Bantu Kalsel Terhindar dari Karhutla
El Nino, katanya, juga menyebabkan kekurangan air untuk tanaman, berkurangnya produksi pertanian, sehingga berimplikasi pada harga komoditas pertanian menjadi lebih mahal, dan akhirnya konflik serta terjadi inflasi. "Salah satu bentuk kita mengantisipasi kekeringan akibat kemarau panjang ini di izinkan membuat hujan buatan atau TMC," ujarnya.
Ahmadi mengatakan untuk metode TMC ini bergantung pada kondisi cuaca sehingga tidak sembarang dilakukan.
"TMC ini tidak sembarang waktu, di mana melihat kondisi cuaca. Artinya cuaca ini dilihat mengandung uap air yang cukup tinggi supaya bisa menghasilkan hujan. Perkiraan awal Mei ini sangat cocok hujan buatan. Kalau dilakukan pada Juni atau Juli tidak bisa dilakukan karena awan tidak mengandung uap air yang cukup kalau itu dilakukan," katanya.
Selain kondisi cuaca, pelaksanaan metode TMC perlu melihat sisi anggaran karena untuk satu kali hujan buatan butuh anggaran yang tidak sedikit atau bisa sampai ratusan juta rupiah, terutama terkait dengan pesawat.
Baca juga: Potensi Hujan Masih Tinggi, Pemudik Diminta Waspada
"Makanya kemampuan SDM, anggaran harus disiapkan dan sistem koordinasi antarpihak harus ditingkatkan karena persoalan bencana ini tidak hanya BPBD tetapi semua pihak harus terlibat," katanya.
Terkait dengan teknis hujan buatan ini, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan PUPR dan BWS NTB karena terkait dengan ketersediaan air. "Kita juga butuh dukungan BNPB karena soal biaya pesawat, dan garam," ujar dia.
Terkait dengan wilayah yang terparah kekeringan setiap tahun, yakni kawasan selatan Pulau Lombok, mulai Sekotong, Pujut, dan Keruak. Selanjutnya di bagian utara Pulau Sumbawa, seperti Soromandi, Wera, Moyo, Lunyuk, dan Sumbawa Barat.
"Untuk distribusi air tetap kita lakukan, termasuk dengan mengajak warga untuk membuat tempat-tempat penampungan air hujan. Kalau berharap dari sumur bor tidak semua bisa ada untuk wilayah selatan karena tidak kecekungan air tanah, sehingga kawasan selatan tidak bisa pakai air bor," katanya. (Z-6)
Menpora Dito Ariotedjo secara khusus memberikan apresiasi dan dukungan penuh kepada NTB.
Salah satu yang memanen berkah FORNAS VIII 2025 NTB yaitu sektor UMKM. Pengusaha oleh-oleh turut mendapat berkah dari event tersebut.
FESTIVAL Olahraga Masyarakat Nasional (FORNAS) VIII resmi ditutup Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka di Eks Bandara Selaparang Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat, Jumat (1/8) malam.
PENUTUPAN Festival Olahraga Masyarakat Nasional (FORNAS) VIII 2025 dipastikan berlangsung meriah. Band legendaris Slank akan menjadi penampil utama
FESTIVAL Olahraga Masyarakat Nasional (FORNAS) VIII/2025 menjadi ajang pembuktian bagi Nusa Tenggara Barat (NTB) sebagai tuan rumah multi event nasional.
Fornas membuktikan bahwa olahraga masyarakat dapat berpadu harmonis dengan budaya serta menggerakkan sektor ekonomi kreatif.
HUJAN deras mendadak mengguyur Kota Pekanbaru sejak sekitar pukul 15.30 WIB hingga 17.30 WIB, Jumat (25/7) sore.
BADAN Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggunakan helikopter water bombing untuk membantu pemadaman kebakaran kebakaran hutan dan lahan di Rokan Hulu, Riau.
OPERASI Modifikasi Cuaca (OMC) atau dulunya disebut dengan TMC atau hujan buatan untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Riau saat ini sedang dilaksanakan selama 8 hari.
BNPB dan BRIN kembali melakukan modifikasi cuaca hujan buatan untuk menangani karhutla dan kabut asap.
BNPB kembali menggelar hujan buatan di Kalimantan Selatan untuk mengatasi karhutla di Kalimantan Selatan.
MALAYSIA akan mencoba menurunkan hujan buatan dengan menaburkan garam di langit Kuala Lumpur.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved