Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
DALAM rangka mendukung dalam sektor pertanian terutama dalam meningkatkan ekspor, anggota TNI Angkatan Laut yang bertugas di Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Maumere dilatih membudidayakan tanaman vanili.
Pelatihan berlangsung Selasa (11/4) di Gedung Balai Prajurit Mako Lanal Maumere, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.
Para anggota Lanal Maumere ini sangat antusias mengikuti pelatihan
budi daya vanili yang dilakukan Dinas Potensi Maritim Angkatan
Laut. Instruktur pelatihan terdiri dari Kasubdit Bintahwil Dispotmaral, Letkol Laut (P) Samsul Bahri dan Kabagum Dispotmaral, Letkol Marinir Eriandi.
Sebelumnya, para prajurit Lanal Maumere terlebih dahulu diberikan sosialisasi tentang budi daya vanili.
Kasubdis Bintahwil Dispotmaral, Letkol Laut (P) Samsul Bahri mengatakan
tanaman vanili saat sangat menjanjikan bahkan disebut sebagai emas hijau.
"Sekarang ini vanili menjadi trend komoditi ekspor. Namun kita kurang
pengetahuan dan kurang mengerti. Di luar negeri vanili disebut juga emas hijau," papar dia.
Menurutnya, komoditi vanili sendiri saat ini merupakan sumber
pendapatan nasional dengan nilai jual yang sangat tinggi. Hal ini
dikarenakan tidak semua negara mampu membudidayakan vanili.
"Bayangkan kebutuhan vanili mencapai 10.000 ton/tahun," ujar Samsul.
Untuk itu, kata dia, prajurit perlu membudidayakan vanili sebagai upaya kesejahteraan bagi anggota kita sendiri. "Satu orang prajurit kalau mempunyai lima pot vanili yang ditanam itu kan sangat bagus sekali. Saya harapkan satu prajurit TNI AL memiliki lima pot
dalam rangka budi daya vanili."
Ia mengaku untuk melakukan budi daya vanili ini tidak perlu dengan lahan berhektare-hektare tapi bisa ditanam di mess yang ada di Lanal. (N-2)
PEMERINTAH Nusa Tenggara Barat (NTB) melepas ekspor vanili organik dan mutiara laut dengan nilainya mencapai Rp17 miliar.
Kementan melalui Ditjen Perkebunan gelar kegiatan koordinasi pengembangan tanaman perkebunan, kali ini khususnya tanaman semusim dan rempah.
Kelompok Tani Riady Vanilla & Abdullah sejak 2017 sudah menggeluti vanili hingga kini.
Mahdalena sebagai Founder dan Direktur Koperasi Desa Ekspor Indonesia menceritakan kisah suksesnya mengembangkan vanili.
Sekarang yang masih banyak vanili di Sulawesi dan NTT, karena petani di sana konsisten. Artinya, ketika harga jatuh mereka tetap menanam.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved