SOSOK Mas Wedana Suraksa Hargo Asihono yang akrab dipanggil Mbah Asih dikenal luas sebagai juru kunci Gunung Merapi. Ia diangkat oleh Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan HB X mengantikan almarhum sang ayah, Mbah Maridjan, menjadi juru kunci Gunung Merapi pada 4 April 2011 lalu.
Dalam menjalankan tugasnya sebagai juru kunci, Mbah Asih mengaku intens berkomunikasi dan berkoordinasi dengan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) dan Search and Rescue Daerah Istimewa Yogyakarta (SAR DIY).
"Kami sebagai juru kunci mengajak masyarakat meningkatkan kewaspadaaan," kata Mbah Asih saat menerima Presiden PKS, Ahmad Syaikhu, Minggu (5/3).
BPPTKG menetapkan tingkat aktivitas Gunung Merapi pada level Siaga sejak 5 November 2022. Pekan lalu, Kepala BPPTKG DIY, Agus Budi Santoso menyampaikan, berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental, pihaknya menyimpulkan, aktivitas vulkanik G. Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif.
"Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat SIAGA," kata dia.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Ahmad Syaikhi menyebut, tokoh-tokoh masyarakat memiliki peran penting dalam pelayanan masyarakat, termasuk dalam penanganan dan penanggulangan bencana seperti Pak Asih.
Juru Kunci Merapi bertugas mengabdi, menjaga nilai-nilai budaya, dan terus menginformasikan serta mensosialisasikan kondisi Gunung Merapi. "Peran Pak Asih yang mengimbau supaya orang-orang berhati-hati dalam menjalankan kegiatan di sekitar lereng Gunung Merapi menjadi semakin krusial," kata dia.
PKS, lanjut dia, sangat konsen terhadap penanggulangan dan penanganan bencana melihat perlunya komunikasi dan kolaborasi dengan seluruh elemen masyarakat terutama yang memiliki peran penting dan berkontribusi besar di daerah-daerah rawan bencana. (Z-4)