PEMERINTAH Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah dan Bank Indonesia melakukan panen bersama tanaman cabai seluas 473 hektare dengan petani, yang dipusatkan di Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Rabu (22/2).
Bupati Boyolali M Said Hidayat mengatakan, panen cabai 76 kelompok tani di 10 kecamatan, itu, menjadi salah satu bentuk langkah pengendalian inflasi dari sisi suplai, dan mendorong produksi guna mendukung ketahanan pangan.
Panen cabai dirangkai dengan kegiatan penyerahan bantuan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) berupa sarana prasarana budi daya pertanian cabai kepada klaster cabai Capsinum.
"Petani telah bekerja keras merawat dan mengolah, dan hasil panen luar biasa. Ini tentu sangat mencukupi untuk menyambut bulan Puasa dan Lebaran 2023, dengan harga bagus, namun terkendali," imbuh Said.
Pimpinan BI Solo, Nugroho Joko Prastiwo menambahkan panen cabai ini merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). Panen juga menjadi bagian kolaborasi antara BI bersama pemda dan pemangku kepentingan terkait.
"Panen cabai ini bagian dari pengendalian inflasi. Hal ini mengingat tahun lalu inflasi cukup tinggi, dan sekarang ada potensi, karena siklus tahunan bahwa menjelang puasa, biasanya permintaan naik. Dengan ada panen stok terjaga dan harga bisa stabil," tegasnya.
Kepala Dinas Pertanian Boyolali, Bambang Jiyanto ikut menambahkan, panen raya cabai seluas 473 hektare di 10 kecamatan akan lebih menjamin harga stabil, terutama menjelang bulan Ramadan dan menyambut Lebaran 2023.
"Cabai berkontribusi besar terhadap inflasi. Jadi dengan adanya panen perdana pada Februari, yang berlanjut Maret hingga April, sangat menjamin stok dan bisa menstabilkan harga," terang dia.
Panen cabai di Boyolali meliputi cabai rawit seluas 1.282 hektare, merah keriting seluas 982 hektare dan jenis cabai merah teropong.
Sementara di Kecamatan Selo, petani panen cabai merah keriting di lahan seluas 167 hektare, lalu cabai rawit 25 hektare. Sementara panen pada Maret dilakukan di lahan seluas 54 hektare serta April seluas 55 hektare.
Sejumlah petani Tlogolele mengakui harga saat ini cukup bagus di tingkat petani. "Seperti cabai teropong dihargai Rp25 ribu/kg, cukup bagus. Rawit lebih bagus dengan harga Rp50 ribu," ungkap Maryanto, petani. (N-2)