Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
PENYEBAB keracunan massal warga Desa Cilangari, Kecamatan Gununghalu,
Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, mulai terkuak. Hasil uji laboratorium sampel makanan yang dikonsumsi warga ternyata mengandung bakteri Staphylococcus aureus yang terdapat pada nasi.
"Saya dapat informasi bahwa makanan nasi positif mengandung bakteri
Staphylococcus aureus. Tapi untuk jenis makanan lainnya hasilnya aman
termasuk air minum yang dikonsumsi oleh warga," ungkap Kepala Dinas
Kesehatan Bandung Barat, Hernawan Wijayanto saat dihubungi, Jumat (17/2).
Dia menerangkan, nasi tersebut terkontaminasi bakteri Staphylococcus Aureus yang diduga tercemar dari orang yang sebelumnya telah terkontaminasi bakteri tersebut.
Makanan yang terkontaminasi bakteri Staphylococcus Aureus bisa berkembang biak dan menghasilkan racun yang bisa menyebabkan warga keracunan meski makanan dimasak dengan benar.
Walaupun makanan sudah dimasak, dia melanjutkan, tapi racunnya tidak akan hancur dan bisa menyebabkan penyakit. Bakteri ini berkembang biak
dalam makanan dan bisa menghasilkan racun, terutama jika makanannya
disimpan pada suhu kamar.
"Racun itu mungkin bisa berbahaya jika nempel pada makanan yang tidak
memiliki tanda-tanda pembusukan, seperti bau yang tidak sedap," kata
Hernawan.
Bakteri Staphylococcus Aureus, menurut dia, merupakan bakteri gram positif yang memiliki sifat resistensi terhadap panas. Bakteri jenis ini sering ditemukan pada permukaan kulit, lubang hidung, serta bagian tenggorokan dalam tubuh manusia dan hewan.
Namun jika bakteri ini berpindah pada makanan, perkembangbiakannya bisa
semakin cepat dan akhirnya menyebabkan infeksi. Biasanya orang yang
mengkonsumsi akan merasakan gejala diare, nyeri dan kram perut, hingga mual dan muntah.
"Hanya nasi saja yang terdapat bakteri, yang lainnya tidak. Nasi yang
kemungkinan menjadi penyebab waega mengalami keracunan," ujar Hernawan.
Keracunan massal di Cilangari terjadi seusai warga menyantap hidangan
di acara keagamaan yang digelar di Masjid As Saniyah, Desa Cilangari,
Kecamatan Gununghalu pada Sabtu (11/2) malam.
Hingga saat ini total 106 warga yang merasakan gejala keracunan, dua orang di antaranya meninggal dunia. Sebagian besar korban sudah dipulangkan setelah mendapat perawatan di rumah sakit. Saat ini inggal lima orang yang masih dirawat di RSUD Cililin. (N-2)
Surat edaran larangan meminta bantuan di jalan raya tersebut mulai berlaku sejak awal Agustus.
Korban perempuan atas nama Bebby Febiola, 11, warga Kampung Cicokok, Desa Citatah, meninggal dunia saat bermain di tepian danau, pada Minggu (3/8) siang.
PETANI ikan keramba jaring apung (KJA) di perairan Waduk Cirata lega sebab ikan air tawar di perairan Waduk Cirata tak mengandung merkuri
Mereka berangkat bukan lewat jalur resmi, melainkan melalui bujukan teman atau iklan di medsos
Dalam 3 bulan terakhir sudah ada 16 sapi mati karena terjangkit penyakit aneh. Gejala yang dialami sapi berbeda dengan penyakit mulut kuku (PMK) yang sebelumnya pernah mewabah.
Setelah status mereka ditetapkan tersangka oleh Kejari Kabupaten Bandung, keduanya diberhentikan sementara dari jabatannya
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved