DIREKTUR Jenderal Mineral dan Batubara (Dirjen Minerba) Kementerian Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ridwan Djamaluddin mengungkapkan, perusahaan Tiongkok, Xinyi Group, bakal menggarap investasi pasir silika di Bangka Belitung (Babel).
Nilai tawaran investasi perusahaan tersebut mencapai US$3 miliar atau sekitar Rp45 triliun. Pasir silika merupakan bahan baku pembuatan panel pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).
"Xinyi yang merupakan perusahaan pemasok 40% tenaga surya global itu berminat melakukan investasi tersebut. Rencana investasi sebesar US$3 miliar, namun belum ada proposal tertulis," kata Ridwan saat konferensi pers di Kantor Ditjen Minerba, Jakarta, Selasa (31/1).
Xinyi, sambung Ridwan, menunjukkan keseriusan investasi dengan telah mengunjungi lokasi tempat rencana pabrik pengolahan pasir kuarsa di Babel. Pasalnya, perusahaan dalam negeri juga telah menyampaikan minat yang sama.
"Perusahaan Tiongkok itu sudah ketemu saya satu kali, video conference satu kali, Mereka juga sudah datang ke sana (Babel) dua kali," kata Penjabat atau Pj Gubernur Bangka Belitung tersebut.
"Mereka sudah melihat calon lokasi, sudah hitung-hitungan (investasi) juga. Mereka akan kembali (ke Indonesia) setelah 6 Februari," tambahnya.
Ridwan mengaku tertarik dengan tawaran kerja sama Xinyi Group yang disebut telah berhasil membangun pabrik kuarsa di Malaysia dalam jangka waktu 18 bulan. Ia menginginkan agar peluang tersebut dapat digarap di Tanah Air sebagai dukungan transisi energi.
"Intinya kita jangan sampai ketinggalan dalam pembangunan infrastruktur di negara lain. Xinyi memberi contoh di Malaysia, mereka bisa membangun 18 bulan dan produknya sudah keluar. Kita upayakan bisa bersaing karena ini modal besar transisi energi," pungkasnya. (OL-8)